AsosiasiINFONews

InCRA Gelar Dialog SMKU Sektor Konstruksi, Ciptakan Industri yang Adaptif 

Panduan ini diharapkan menjadi rujukan bagi perusahaan dalam meningkatkan daya saing dan memenuhi standar global.

Konstruksi Media — Indonesian Continuity and Resilience Association (InCRA) mengambil langkah strategis dalam mendukung penguatan sektor konstruksi di Indonesia. 

Di mana, dalam forum dialog Pentingnya Sistem Manajemen Keberlangsungan Usaha (SMKU) Sektor Konstruksi dan Rapat Kerja InCRA 2025, Ketua Umum InCRA, M. Roy Kusumawardhana mengatakan panduan ini dirancang untuk membantu perusahaan konstruksi dalam mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan dan tangguh menghadapi tantangan global. 

Dalam kegiatan tersebut juga hadir sebagai pembicara yakni Dekan FTSP Universitas Trisakti, Hadi; Ketua Dewan Penasehat InCRA/Mantan Deputi Pencegahan BNPB, Ir. Sugeng Triutomo, B.Sc., DESS; Eks Komisaris PT. Pupuk Logistik (AP Pupuk Indonesia) Drs. Asep Syaifullah; serta Wakil Ketua Dewan Penasehat InCRA, Ir. Subkhan S.T, M.PSDA, IPU, Asean Eng.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya InCRA dalam menciptakan industri yang adaptif dan relevan dengan kebutuhan era modern,” ungkap Roy Kusumawardhana Sabtu, (18/1/2025).

Dia menambahkan, sebagai organisasi yang fokus pada keberlanjutan dan ketangguhan usaha, InCRA melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk akademisi, praktisi, dan regulator, dalam penyusunan panduan ini. Proses kolaboratif tersebut bertujuan memastikan bahwa panduan SMKU yang dihasilkan tidak hanya aplikatif, tetapi juga relevan dengan kondisi riil lapangan. 

Selain itu, panduan ini diharapkan menjadi rujukan bagi perusahaan dalam meningkatkan daya saing dan memenuhi standar global.

Melalui penyusunan panduan ini, InCRA menegaskan komitmennya untuk mendukung transformasi sektor konstruksi menuju praktik yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan dan sosial. Panduan SMKU dirancang untuk mencakup aspek penting seperti manajemen risiko, efisiensi sumber daya, dan adaptasi terhadap perubahan iklim, sehingga mampu memberikan solusi komprehensif bagi industri konstruksi di Indonesia.

Langkah awal yang dilakukan oleh InCRA ini merupakan tonggak penting dalam membangun kesadaran di kalangan pelaku industri mengenai pentingnya keberlanjutan. Dengan adanya panduan ini, perusahaan konstruksi diharapkan dapat mengintegrasikan keberlanjutan ke dalam proses bisnis mereka, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

Lebih jauh, dia mengatakan, kegiatan ini tak hanya menyusun langkah-langkah awal dalam pengembangan Panduan SMKU yang aplikatif dan relevan untuk sektor konstruksi. Tetapi juga Membangun awareness dan pemahaman pentingnya SMKU sektor konstruksi untuk menjaga sustainability perusahaan di sektor konstruksi, Mengidentifikasi peluang yang dapat dimanfaatkan dalam perumusan Panduan SMKU untuk sektor konstruksi, Merumuskan strategi untuk mengembangkan standar SMKU dan kompetensinya di sektor konstruksi, serta Menyusun program kerja InCRA 2025. 

5 Tantangan Jalankan Praktik Kontinyuiti Konstruksi

Sementara, Ir. Subkhan menyampaikan lima hal dalam praktik proyek konstruksi, yang menjadi tantangan kenapa bisnis kontinyuiti manajemen diperlukan adalah, sebagai berikut :

Pertama, ketatnya syarat pendanaan proyek yang non APBN, dikarenakan keterbatasan anggaran, ini mengharuskan pendana global memastikan loan-nya aman dari setiap tahapan siklus proyek.

Kedua, social engineering, dimana potensi sosial juga sangat tinggi, BCMS digunakan untuk memastikan perencaanaan kendala sosial selama berlangsungnya proyek tertangani dengan baik.

Ketiga, environmental concern, tidak ada toleransi dalam keberpihakan terhadap lingkungan  terutama lingkunagn hidup dan lingkungan terbangun disekitar proyek

Keempat, belum meratanya pemahaman dan wujud nyata leadership sistem manajemen terintegrasi, ini menjadi bagian yang terpenting dalam menyiapkan dan mengimplemntasi BCMS disemua sektor

“Kelima yakni prinsip 5K dalam percepatan penerapan sistem manajemen keberlangsungan usaha (SMKU) yaitu komitmen bersama, keteladanan, kedisiplinan, kerja team dan konsisten,” tutupnya.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp