Konstruksi Media — Ketua Umum Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Ramping Indonesia (IAMKRI), Prof. Muhamad Abduh, menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat riset dan penerapan Lean Construction di lapangan setelah menghadiri Lean Construction in the Field Conference (LCFC) ke-6 yang digelar pada 7–10 Oktober 2025 di San Francisco, Amerika Serikat.
Dalam rangkaian kegiatan tersebut, delegasi IAMKRI juga berkesempatan melakukan kunjungan ke University of California, Berkeley (UC Berkeley), yang dikenal sebagai salah satu pusat lahirnya gerakan Lean Construction dunia.
“Hari terakhir kami di AS disempatkan untuk mengunjungi University of California at Berkeley. Kami ingin melihat langsung seperti apa kampusnya dan bertemu dengan dua tokoh penting dalam Lean Construction, yaitu Glenn Ballard dan James Choo,” ujar Prof. Abduh.
Pertemuan pertama dilakukan dengan Glenn Ballard di International House UC Berkeley. Prof. Abduh menyebutkan bahwa momen ini menjadi sangat berkesan karena Glenn merupakan salah satu tokoh sentral Lean Construction — pendiri International Group for Lean Construction (IGLC) dan Lean Construction Institute (LCI) — serta pengembang berbagai metode penting seperti Last Planner System (LPS) dan Target Value Design (TVD).
“Diskusi kami dengan Glenn sangat menarik, terutama tentang sejarah pendirian IGLC dan LCI, serta bagaimana para tokoh Lean Construction saat itu berupaya memecahkan persoalan nyata di lapangan,” jelasnya.
“Berbekal semangat perbaikan berkelanjutan, pendekatan Lean terbukti efektif dan kini telah diadopsi di sedikitnya 29 negara yang memiliki komunitas khusus Lean Construction,” tambahnya.
Selanjutnya, rombongan IAMKRI melanjutkan pertemuan sambil makan siang dengan James Choo, salah satu pendiri Project Production Institute (PPI). Dalam diskusi tersebut, James memperkenalkan pendekatan Project Production Management (PPM) sebagai penyempurnaan dari manajemen proyek konvensional untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas di industri konstruksi.
Baca juga: IAMKRI Tegaskan Pentingnya Takt Planning sebagai Masa Depan Konstruksi Indonesia
“James menekankan pentingnya penggunaan operation science dalam pendidikan manajemen konstruksi, karena selama ini teknik sipil belum banyak mempelajari sistem produksi yang seharusnya menjadi paradigma utama di proyek konstruksi,” ujar Prof. Abduh.
Ia menjelaskan bahwa pendekatan berbasis sistem produksi memang masih menjadi tantangan besar bagi dunia konstruksi, mengingat paradigma tersebut belum sepenuhnya diadopsi dalam kurikulum pendidikan teknik sipil maupun praktik proyek di lapangan.
Menutup rangkaian kegiatan, delegasi IAMKRI juga melakukan diskusi penutup (wrap-up) bersama Doanh Do dan Cristobal Gonzalez, membahas hasil pembelajaran dari LCFC dan pertemuan di UC Berkeley.
“Kami membahas apa saja pengalaman yang kami peroleh selama empat hari di Amerika Serikat dan bagaimana menindaklanjutinya di Indonesia. Ini menjadi pekerjaan rumah penting bagi IAMKRI untuk memperkuat pengembangan Lean Construction di tanah air,” tutur Prof. Abduh.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada Doanh Do atas fasilitasi dan penyelenggaraan kegiatan yang inspiratif.
“Kegiatan seperti ini sangat bermakna dan membuka wawasan kami semua. IAMKRI akan menjadikannya sebagai program rutin dengan peserta yang bergantian, agar semakin banyak profesional konstruksi Indonesia yang memahami dan mampu menerapkan prinsip Lean di lapangan,” pungkas Prof. Abduh.
Kunjungan dan partisipasi IAMKRI dalam LCFC 2025 diharapkan menjadi langkah konkret memperkuat jejaring internasional dan mempercepat transformasi industri konstruksi Indonesia menuju manajemen proyek yang ramping, efisien, dan berorientasi hasil (value-driven). (***)




