INFOIntermezzo

Hutama Karya Ungkap Filosofi Among Tani Dagang Layar di Jembatan Kretek II

Jembatan ini menjadi ikon pertanian Yogyakarta, dengan seluruh ornamen, kegunaan dan manfaat jembatan dalam mendukung pertanian di daerah.

Konstruksi Media – Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero) Tjahjo Purnomo mengatakan, Jembatan Kretek II didesain dengan memuat filosofi Among Tani Dagang Layar, terwujud dalam ornamen tugu berbentuk luku atau bajak.

Menurut dia, ornamen ini menunjukan budaya agraris masyarakat Yogyakarta yang berfilosofi “Laku Urip Kang Utama” atau “Selama Hidup Kita Melakukan Perbuatan Baik”.

Tjahjo mengatakan, terdapat pula ornamen burung kuntul pada railing jembatan yang terinspirasi dari burung yang berjasa membantu petani dalam membasmi hama di sawah.

Di sisi bersamaan, ada juga bentuk tanaman padi pada tiang Penerangan Jalan Umum (PJU), berfilosofi makin padat makin merunduk, sebagai gambaran tanaman utama pertanian.

“Jembatan ini menjadi ikon pertanian Yogyakarta, dengan seluruh ornamen, kegunaan dan manfaat jembatan dalam mendukung pertanian di daerah,” kata Tjahjo dalam keterangannya diterima Konstruksi Media di Jakarta, Jumat (2/6/2023).

Hutama Karya, kata dia, menerapkan beberapa metode pengerjaan yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan area, antara lain teknologi antigempa menggunakan lead rubber bearing atau teknologi bantalan karet inti timbal dalam mempercepat pembangunan salah satu Proyek Strategis Nadional (PSN).

Baca juga: Motor Listrik ALVA CERVO, Lengkapi Gaya Hidup Modern

“Yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan ketahanan struktur dalam menghadapi risiko gempa bumi,” katanya.

Selain itu, kata Tjahjo, diterapkan pula teknik perbaikan tanah dengan metode soil replacement untuk memperbaiki kondisi dan daya dukung tanah, serta metode Structural Health Monitoring System (SHMS) untuk mendeteksi kerusakan pada jembatan menggunakan alat instrumentasi guna mendeteksi aksi-aksi pada struktur.

Dengan hadirnya Jembatan Kretek II, diharapkan ke depan dapat mempermudah akses mobilitas antara daerah Tirtohargo dengan Parangtritis di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Perjalanan antarwilayah tersebut diestimasi akan menghemat waktu tempuh dari yang sebelumnya 20 menit menjadi hanya 6 menit, serta di sisi lain turut mengembangkan pariwisata area Pantai Selatan Yogyakarta.

“Dengan akses yang semakin mudah tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan pemerataan ekonomi wilayah sekitar, mendekatkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan pangsa pasar, serta dapat menunjang pengembangan destinasi wisata di selatan Jawa,” ucap Tjahjo. (Morteza)

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Back to top button