
Konstruksi Media – Memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) menegaskan komitmen nyata bagi bangsa melalui pembangunan 22 rumah sakit dan 12 fasilitas pendidikan. Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah mewujudkan Indonesia Emas 2045, khususnya pada pilar Transformasi Sosial dengan misi Kesehatan untuk Semua dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
22 Rumah Sakit untuk Akses Kesehatan Merata
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim, menegaskan bahwa pembangunan rumah sakit menjadi prioritas strategis perusahaan.
“Melalui pembangunan RSUD dan rumah sakit lainnya, Hutama Karya mendukung program pemerintah dalam meningkatkan kapasitas rumah sakit daerah, terutama di wilayah terpencil,” ujar Adjib.

endidikan
Dari total 22 proyek kesehatan, 17 rumah sakit telah beroperasi dengan kapasitas lebih dari 1.500 tempat tidur. Beberapa di antaranya:
- RSUD Pangandaran (200+ pasien, 2020)
- RS Sky Hospital Tarakan (450 pasien, 2018)
- RS Mata Manado (200+ pasien, 2021)
- RSKD Duren Sawit (533 pasien, 2020)
- RSUP Dr. Ben Mboi Kupang – terbesar di NTT (250 pasien, 2022)
- RS Unhas Makassar (180–204 pasien, 2025)
Selain itu, Hutama Karya juga membangun 5 rumah sakit baru yang sedang dalam tahap konstruksi di kawasan timur dan tengah Indonesia, seperti RS Onkologi dr. Kandou Manado, RSUD Kota Bima, dan RSUD Sanana Maluku Utara.
Seluruh proyek menerapkan teknologi Building Information Modelling (BIM) 3D–5D serta konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) untuk memastikan efisiensi, akurasi, dan keberlanjutan.
12 Fasilitas Pendidikan untuk Generasi Unggul
Di sektor pendidikan, Hutama Karya telah membangun 8 kampus universitas dan 2 sekolah menengah, ditambah 2 fasilitas penunjang. Beberapa proyek strategis antara lain:
- Universitas Tadulako Palu (2019)
- Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten (2021)
- Universitas Malikussaleh Lhokseumawe – 7 gedung baru seluas 23.600 m² (2024)
- Universitas Pendidikan Indonesia Bandung – 5 gedung baru untuk Pascasarjana, FPEB, dan FPSD (2024)
- Rehab Total Sekolah di Cianjur pascabencana di 45 lokasi (2023)
- Rehab Total Gedung Sekolah DKI Jakarta Paket 1 di 6 lokasi (2025)
Adjib menegaskan, “Langkah awal untuk mendukung pendidikan bermutu dimulai dari infrastruktur pendidikan tinggi dan menengah yang memadai.”
Dampak Nyata bagi Masyarakat
Hadirnya rumah sakit dan fasilitas pendidikan ini memberikan manfaat langsung:
- Kesehatan: akses layanan meningkat, rujukan pasien ke luar daerah berkurang, lapangan kerja tenaga medis tercipta.
- Pendidikan: kapasitas pembelajaran bertambah, sarana prasarana modern tersedia, 38% tenaga kerja lokal terserap saat konstruksi.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pembangunan rumah sakit sebagai “pekerjaan menantang agar masyarakat Indonesia lebih sehat dan sejahtera.”
Presiden RI Prabowo Subianto juga menegaskan bahwa alokasi pendidikan dalam APBN 2025 menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah Republik Indonesia.
Komitmen Proyek Strategis ke Depan
Hutama Karya akan melanjutkan pembangunan rumah sakit baru, termasuk RSUD Kota Bima, RSUD Sanana, RSUD Bengkulu Tengah, RS Onkologi Dr. Kandou Manado, dan RSUD Tafaeri Nias Utara, untuk memperkuat layanan kesehatan di Indonesia timur dan tengah.
“Dalam momentum Hari Kemerdekaan ini, Hutama Karya tidak hanya membangun fisik, tetapi juga memberi kontribusi sosial demi pemerataan pendidikan dan kesehatan yang bermutu,” tutup Adjib. (***)