Hut ke-8, Waskita Toll Road Berkarya Untuk Indonesia
Perseroan terus berusaha menggapai mimpi menjadi perusahaan terkemuka investasi dan pengembangan jalan tol, tak sekadar membangun. Tetapi berusaha menciptakan jalan tol yang berkualitas dan berkeselamatan.
Konstruksi Media – Delapan tahun berlalu, Waskita Toll Road (WTR) terus berupaya menjadi perusahaan terkemuka di bidang investasi jalan tol. Perseroan secara aktif terus berinvestasi dan mengembangkan infrastruktur serta memperluas portofolio di industri jalan tol.
Direktur Utama PT WTR Septiawan Andri Purwanto mengatakan selama 7 tahun terakhir pihaknya berkarya untuk Indonesia. Tercatat sejak didirikan pada 2014 hingga saat ini total panjang jalan tol yang dimiliki oleh Perusahaan berhasil mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan total lebih dari 1.018 km.
Selain itu, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk ini yang bergerak dalam bidang investasi jalan tol ini telah memiliki 18 anak perusahaan atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT).
“WTR telah berhasil mengakuisisi 18 jalan tol yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera dengan total panjang mencapai lebih dari 980, 68 Km dan menjadikan WTR sebagai developer jalan tol terpanjang di Indonesia,” katanya dalam sebuah kesempatan, Selasa, (21/6/2022).
Hingga saat ini, beberapa BUJT yang dimiliki oleh Perusahaan telah didivestasi sebagai bentuk asset recycling yang merupakan bagian dari proses bisnis Perusahaan.
Sebagai perusahaan pengembang jalan tol di Indonesia, kehadiran PT WTR memang terbilang baru. Meski demikian, sepak terjangnya di industri jalan tol terbilang luar biasa.
Seiring bergulirnya waktu, beberapa ruas jalan tol yang dimilikinya, atas arahan pemegang saham, dilakukan divestasi di beberapa ruas tol. Pria yang hobil gowes ini menerangkan, selain melakukan pembangunan jalan tol, perseroan juga memiliki target untuk melakukan transformasi bisnis dan melakukan divestasi ruas tol. Hal tersebut untuk menyehatkan keuangan holding sebagaimana yang diamanati oleh pemegang saham.
“Tahun ini kita harus melakukan divestasi 4 ruas tol kita yakni di Trans Jawa ruas Kanci-Pejagan; Pejagan-Pemalang; Pemalang-Batang; dan Cimanggis-Cibitung. Lalu menyelesaikan beberapa ruas tol terutama karena kita mendapatkan PMN (Penanaman Modal Negara) sebesar Rp7,9 triliun pada akhir tahun lalu di 7 ruas tol,” ungkap Septiawan.

Adapun ruas tol yang mendapat PMN dari pemerintah yakni Ruas Tol Kayu – Agung – Palembang – Betung (Kapal Betung) Tahap 2; Ruas Tol Bekasi – Cawang – Kampung – Melayu (Becakayu) Seksi Koneksi Wiyoto – Wiyono dan Seksi 2A Ujung; Ruas Tol Cimanggis – Cibitung Seksi 2; Ruas Tol Ciawi – Sukabumi (Bocimi) Seksi 2; Ruas Tol Pejagan – Pemalang; Ruas Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar (KLBM) Seksi 4; dan Ruas Tol Pasuruan – Probolinggo (Paspro) Seksi 4.
“Tahun lalu transformasi bisnis jalan tol, ini kita mulai di anak usaha dan diharapkan sampai tahun 2025 program transformasi bisnis ini sudah mendapatkan hasil,” paparnya.
Dengan dilakukannya divestasi, hingga akhir 2021, perusahaan memiliki 12 anak perusahaan atau BUJT yang menjalankan konsensi jalan tol di Pulau Jawa dan Sumatera dengan total panjang ruas lebih dari 653 Km. Adapun ruas tol tersebut meliputi Pemalang-Batang (32,2 Km); Kanci-Pejagan (35 Km); Pejagan-Pemalang (57,5 Km); Pasuruan-Probolinggo (43,75 Km); Krian-Legundi-Bunder-Manyar (38,29 Km); Cileunyi-Sumedang-Dawuan (60,10 Km); Ciawi-Sukabumi (54 Km); Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (16,78 Km); Cimanggis-Cibitung (28,18 Km); Depok-Antasari (27,95 Km); Kayu Agung-Palembang-Betung (111,69 Km); dan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Prapat (143,25 Km).
Baca Juga : Waskita Toll Road Jadi Tax Payer Terbaik Dirjen Pajak
Dia menjelaskan dalam membangun infrastruktur jalan tol tingkat pengembalian investasi yang telah dikucurkan memakan waktu yang cukup panjang, yakni masa konsesi mencapai 20 bahkan 50 tahun, tergantung wilayah pengembangan. Misalnya untuk di ruas Trans Jawa dengan Trans Sumatera dan Trans Sulawesi itu sangat jauh berbeda.
“Itulah mengapa pemerintah memberikan masa konsesi juga bervariasi. Kita punya ruas tol yang konsesinya mencapai 35 tahun tapi ada juga yang konsesinya sampai 50 tahun. Sangat panjang memang, karena pengembalian konsesi ini banyak variabelnya. Pemerintah juga menyadari itu, sehingga masa konsesi tidak dipatok sekian tahun,” tuturnya.
Meski demikian, kehadiran jalan tol mampu meningkatkan perekonomian dan mengurangi kemacetan di jalur arteri serta mempercepat perjalanan hingga tempat tujuan. Dalam membangun jalan tersebut juga diperlukan adanya konektivitas jaringan yang menyambungkan satu dengan lainnya.
Dalam hal jalan tol, WTR tak sekadar membangun. Tetapi berusaha menciptakan jalan tol yang berkualitas dan berkeselamatan. Untuk itu, PT WTR telah mengantongi berbagai sertifikat terkait keselamatan baik keselamatan jalan, keselamatan kera, maupun keselamatan lingkungan.
Seperti ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu, ISO 14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan, ISO 45001:2018 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dan ISO 39001:2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan Lalu Lintas.
Lebih jauh ia mengatakan, WTR juga berusaha menciptakan tata kelola perusahaan yang bersih (good corporate governance) dari berbagai praktik suap. Hal ini terbukti dengan sudah diterapkannya ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan dengan ruang lingkup pengadaan barang dan jasa.
Atas berbagai praktik ekselen di bidang keselamatan, pada Oktober 2021 PT Waskita Toll Road mendapat penghargaan dari World Safety Organization (WSO) Indonesia untuk kategori perusahaan yang peduli keselamatan (Concerned Company Award).
Baca Artikel Selanjutnya :