Hasil Muscab, Kurdi Kembali dikukuhkan Jadi Ketua PII Cabang Aceh Barat
Kita akan terus menjadikan insinyur yang berdaya saing dan memberi nilai tambah yang tinggi bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Konstruksi Media — Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Cabang Aceh Barat, Kurdi, bersama sejumlah pengurus lainnya resmi resmi dilantik untuk periode 2024-2027. Pelantikan para pengurus PII Cabang Aceh Barat ini berlangsung pada Senin, 18 November 2024.
Pelantikan puluhan pengurus dan anggota PII Cabang Aceh Barat tersebut dilaksanakan di Auditorium Gedung Terintegrasi Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh. Para pengurus PII Aceh Barat ini dilantik oleh Ketua PII Wilayah Aceh, Marwan, yang juga rektor Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Adapun Pengurus Utama PII Cabang Aceh Barat, Ketua – Kurdi, Wakil Ketua – Fitriadi, Wakil Ketua II – Mukhrijal, Sekretaris – Azwanda, Wakil Sekretaris – T. M. Azis Pandria, Wakil Sekretaris II – Lissam Opirina, Bendahara – Meidia Refiyanni, Wakil Bendahara – Chaira.
Usai dilantik Ketua PII Cabang Aceh Barat, Kurdi menyebutkan, jika kepengurusan yang baru ini memiliki peran penting dalam mencapai cita-cita bangsa, serta dalam menyamakan persepsi sesuai dengan Asta Cita Presiden dan Wakil presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Sebutnya, PII memiliki Visi yaitu menjadi pendorong kemandirian bangsa, sekaligus agen perubahan dan pembangunan melalui pengembangan kompetensi profesi keinsinyuran berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi serta visi PII itu sendiri.
“Kita akan terus menjadikan insinyur yang berdaya saing dan memberi nilai tambah yang tinggi bagi kesejahteraan dan kemakmuran bangsa,” ungkap Kurdi.
Dengan demikian, ini menandakan bahwa Kurdi telah menjadi Ketua PII Aceh Barat dua periode. Kurdi menyampaikan harapannya agar pengurus dan anggota PII Aceh Barat dapat berkontribusi dalam pembangunan daerah dengan menciptakan inovasi-inovasi serta mengembangkan kompetensi diri.
Dihadapan para insinyur tersebut, ketua PII Cabang Aceh Barat yang juga menjabat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat ini menyebut, dalam pembangunan bidang teknologi sesuai dengan Asta Cita Presiden Prabowo yakni memperkuat dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, dan tekonologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas.
Dari asta cita tersebut, kata dia, kompetinsi insinyur sangat dibutuhkan, diantaranya insinyur yang terampil mampu menciptakan inovasi, menerapkan teknologi, dan memberikan solusi berbasis ilmu pengetahuan yang mendukung pengembangan kapasitas manusia, peningkatan kualitas pendidikan, serta kemajuan sains dan teknologi untuk keberlanjutan pembangunan.
“Memastikan Efisiensi dan Keandalan Teknologi Baru, dimana mampu merancang, menguji, dan mengoptimalkan sistem yang baru diterapkan. Juga, mampu memahami detail teknis memastikan teknologi baru dapat beroperasi secara efisien dan minim risiko,” imbuh dia.
Selain itu, lanjutnya Kurdi, mengatasi tantangan adaptasi dan integrasi ampu mengenali tantangan dan mempersiapkan solusi yang tepat.
Dia menambahkan, selaku orang yang memiliki profesi dengan keahlian kusus para insinyur juga juga harus mampu meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pekerja, dengan memastikan implementasi teknologi tidak membahayakan lingkungan kerja atau keselamatan pekerja.
Dirinya juga berharap berharap para insinyur mampu menghadapi tantangan global dan regulasi, serta mampu menerapkan solusi yang berkelanjutan, mematuhi peraturan, dan mendukung target-target keberlanjutan (sustainability).
“Kemampuan problem solving yang tinggi. Dimana mampu mengembangkan keterampilan problem solving, ini penting memastikan kelancaran proses dan solusi jangka panjang,” beber dia.
“Perkembangan teknologi utama yang menuntut peningkatan kompetensi insinyur. Seperti cybersecurity dalam Sistem Industri. Insinyur harus memahami cara melindungi jaringan dari potensi serangan siber yang dapat mengganggu operasional dan reputasi perusahaan,” ucapnya menambahkan.
Ia juga berharap para insinyur di Aceh Barat tersebut mampu menguasai teknologi digital twin. Sebabab digital twin adalah teknologi yang memungkinkan replikasi digital dari aset fisik, sehingga insinyur dapat memantau dan menguji performa aset secara virtual. Kompetensi ini diperlukan insinyur untuk mengantisipasi kerusakan, dan mengoptimalkan kinerja mesin atau sistem tanpa mengganggu operasional sebenarnya.
Melihat kompleksnya persaingan dunia usaha dan dunia industri saat ini pula dilihat dari sejumlah tantangan saat ini, kata dia, ada banyak hal yang harus dilakukan, diantara berupa investasi dalam pelatihan dan pengembangan, konfrensi dan workshop.
“Perlu juga dilakukan kemitraan dengan lembaga pendidikan riset, berupa kolaborasi dengan universitas dan lembaga riset, serta magang praktik industri,” tandasnya.
Baca Juga :
- Dari Redaksi: Hari Bakti PU ke-79, Perkuat Infrastruktur Negeri
- Peringati Hari Bakti PU ke-79, Kementerian PU Donasikan Rp3,3 Miliar
- ITS Serahkan 160 Unit Motor Listrik EVITS ke Petrokimia Gresik
- FIM PII Sulsel Gelar Muswil Pertama, Tingkatkan Kolaborasi dan Regenerasi Kepemimpinan
- Harapan Rektor ITS untuk Waketum PII Terpilih Nanti