AsosiasiHeadlineINFONews

Hadir di LCFC ke-6, IAMKRI Ikuti Pelatihan Takt Training di DPR Construction

DPR Construction merupakan perusahaan kontraktor besar yang bergerak di bidang gedung pendidikan tinggi, life science, teknologi, kesehatan dan bangunan komersial.

Konstruksi Media – Ikatan Ahli Manajemen Konstruksi Ramping Indonesia (IAMKRI) resmi mengirimkan delegasi untuk mengikuti Lean Construction in the Field Conference (LCFC) ke-6 yang digelar pada 7–10 Oktober 2025 di San Francisco, Amerika Serikat. Keikutsertaan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat kapasitas ahli konstruksi nasional dalam penerapan lean construction berbasis praktik global.

Ketua Umum IAMKRI, Prof. Muhamad Abduh, menegaskan bahwa keterlibatan delegasi Indonesia dalam forum ini merupakan bentuk komitmen nyata organisasi dalam membawa transformasi manajemen konstruksi ke tanah air. Menurutnya, IAMKRI tidak ingin hanya menjadi pengamat perkembangan lean construction dunia, tetapi menjadi pelaku yang mampu mengadaptasi praktik terbaik global secara langsung.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan LCFC, delegasi IAMKRI mengikuti pelatihan Takt Training yang dibagi dalam dua sesi, pagi dan siang, bertempat di kantor DPR Construction di San Francisco. DPR Construction merupakan perusahaan kontraktor besar yang bergerak di bidang gedung pendidikan tinggi, life science, teknologi, kesehatan dan bangunan komersial. Perusahaan ini memiliki 10.500 karyawan tetap dan telah beroperasi selama 35 tahun di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. Sejak 1993, DPR telah menerapkan lean construction dalam berbagai proyeknya.

IAMKRI
IAMKRI ikuti Takt Training di DPR Construction

Pada sesi pagi, pengenalan konsep Takt disampaikan oleh Baris Lostuvali dan Joshua Cantrell, dua praktisi senior DPR Construction yang telah menerapkan pendekatan tersebut secara langsung dalam proyek-proyek mereka. Prof. Abduh mengungkapkan bahwa pelatihan dari praktisi berpengalaman memberikan dampak signifikan terhadap pemahaman peserta. Ia menilai bahwa tingkat keyakinan pelatih yang telah lama mengimplementasikan materi pelatihan berdampak pada penerimaan peserta yang lebih kuat, karena diskusi berjalan mengalir dan membumi dengan contoh nyata di lapangan, bukan sekadar teori.

Baca juga: Delegasi IAMKRI Ikuti LCFC 2025 di San Francisco, Bahas Konstruksi Ramping Kelas Dunia

Materi pelatihan dimulai dari pemahaman tentang Toyota Production System, di mana Takt Time menjadi pilar penting dalam pencapaian konsep Just in Time. Peserta juga diperkenalkan pada pemikiran aliran produksi dari Lauri Koskela, pengembangan Last Planner System, serta kaitannya dengan penerapan Takt dalam proyek konstruksi.

IAMKRI
IAMKRI ikuti Takt Training di DPR Construction

Baris Lostuvali turut memberikan rekomendasi sejumlah buku untuk pendalaman materi. Salah satu yang dianggap paling inspiratif adalah buku tentang pembangunan Empire State Building karya Carol Willis, yang merangkum kumpulan arsip konstruksi pada era 1930-an. Buku tersebut menunjukkan bahwa pada periode itu, sistem location-based schedule telah diterapkan secara rinci terhadap material, tenaga kerja, dan peralatan sehingga menjadi contoh awal konstruksi berbasis sistem produksi. Beberapa buku lainnya yang disarankan adalah How to Do a Gemba Walk karya Michael Bremer, Antifragile: How to Live in a World We Don’t Understand karya Nassim Nicholas Taleb, The Machine That Changed the World karya James Womack, serta Made to Order Lean karya Greg Lane.

Salah satu pendekatan menarik dalam sesi pelatihan adalah metode empty the cup atau unlearn, yaitu mengosongkan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta sebelumnya agar lebih siap menerima pemahaman baru. Peserta diminta menuliskan tujuan mengikuti pelatihan di secarik kertas post-it, kemudian dibacakan oleh pelatih dan ditempelkan pada papan tulis berdasarkan pengelompokan tertentu. Metode ini tidak hanya menggambarkan pendekatan pembelajaran orang dewasa, tetapi juga menunjukkan sistem pelatihan berbasis pull, bukan push, yang relevan dengan konsep lean.

Prof. Abduh menegaskan bahwa pengiriman delegasi ke LCFC bukan sekadar agenda seremonial, tetapi langkah konkret agar praktik terbaik dunia dapat diterapkan, diuji, dan disesuaikan dengan sektor konstruksi di Indonesia. Setelah kembali ke Tanah Air, IAMKRI berencana menindaklanjuti hasil pembelajaran melalui forum diseminasi dan penyusunan strategi implementasi, terutama untuk proyek-proyek yang menuntut efisiensi waktu, biaya, produktivitas, dan keselamatan kerja. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp
Banner Kiri
Banner Kanan