Habiskan Dana Rp9,9 Miliar, Tiga Tower Listrik di NTT Mulai Beroperasi
Konstruksi Media – Direktur Bisnis PT PLN Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda menyampaikan bahwa tiga tower saluran udara tegangan tinggi (SUTT) bertegangan 70 kilo Volt(kV) di Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dioperasikan pada 3 Agustus 2021 pukul 17.41 WITA.
Tower yang dibangun untuk mengganti tower darurat (tower emergency) tersebut tuntas lebih cepat dari target pertama yakni tanggal 31 Agustus 2021. “Untuk menyelesaikan pembangunan tiga tower ini PLN mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp 9,9 Miliar,” ujar Huda dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis (5/8/2021).
- Program Pikiran Terbaik Negeri Yayasan BUMN, Wujudkan Inovasi Nyata untuk Indonesia
- Ungguli 21 Tim lain, Tim Antasena ITS Juarai PLN ICE 2024 Inovasikan Motor Hidrogen
- Precise Interlock Brick, SIG Tawarkan Solusi Inovasi atas Tantangan Proyek 3 Juta Rumah
“Pekerjaan ini adalah langkah akhir pemulihan pasca bencana alam Badai Seroja pada awal April 2021,” lanjutnya.
Huda mengaku, dengan beroperasinya tiga tower permanen tersebut akan membuat kelistrikan di Pulau Timor menjadi lebih andal. Menurutnya, sebelum adanya tower ini, jalur transmisi Maulafa-Naibonat hanya beroperasi satu saluran menggunakan tower darurat.
“Tower darurat memang dibangun untuk sementara agar listrik dapat cepat menyala pasca bencana, sambil menunggu tower permanen ini selesai. Dan puji syukur, saat ini tower permanen sudah bisa beroperasi,” katanya.
“Saat ini sistem kelistrikan Pulau Timor memiliki daya mampu 185 Megawatt (MW) dengan beban puncak 95 MW,” tegasnya.
Lebih lanjut Huda menambahkan bahwa sebelum pembangunan tower ini dilakukan, pihaknya menggelar survei bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana. Dari hasil survey tersebut, diketahui bahwa adanya retakan-retakan tanah dan longsoran yang cukup masif dan luas setelah Badai Seroja berlangsung.
Atas temuan tersebut, kata Huda, PLN mulai melakukan perencanaan dan sosialisasi dengan masyarakat sekitar untuk dilakukan pembersihan. Selanjutnya dilakukan pengecekan titik koordinat, pengujian campuran beton, dan mobilisasi alat berat untuk persiapan kerja.
“PLN pun harus membangun pondasi borepile yang dikhususkan untuk daerah rawan longsor dengan kerja siang dan malam demi percepatan, ucapnya.
“Keberhasilan pengoperasian tower permanen tersebut berkat sinergitas PLN Grup dari PLN UW NTT, PLN UIP Nusra dan anak perusahaan PLN PJB yang diwakili PT Rekadaya Elektrika yang memastikan pekerjaan ini berjalan lancar dan baik di tengah pandemi,” pungkasnya.***