HeadlineINFONewsProductVokasi

GYS dan ISSC Dorong Optimalisasi Anggaran Konstruksi lewat Balok Baja Kuat Tahan Gempa

Pencapaian penting bagi industri baja domestik dalam negeri yang memproduksi balok IWF/H-Beam berkekuatan tinggi tahan gempa.

Konstruksi Media – Upaya memperkuat infrastruktur nasional dengan teknologi material konstruksi terkini kembali digalakkan melalui Seminar Baja Tahan Gempa, yang diselenggarakan oleh Garuda Yawata Steel (GYS) bekerja sama dengan Indonesian Society of Steel Construction (ISSC) di Hotel Movenpick Surabaya.

Wakil Ketua Umum ISSC, Rahmat Sulaiman, membuka acara dengan menegaskan bahwa industri baja nasional memiliki kualitas yang mampu bersaing secara global.

“Baja Indonesia lebih baik dari baja impor. Tinggal butuh dukungan regulasi, maka kita bisa jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujarnya optimistis.

Seminar ini dihadiri lebih dari 100 peserta dari berbagai sektor industri baja dan konstruksi se-Indonesia. Acara ini menandai pencapaian penting bagi industri baja domestik, mengingat GYS merupakan produsen pertama di dalam negeri yang memproduksi balok IWF/H-Beam berkekuatan tinggi tahan gempa.

GYS dan ISSC gelar seminar baja tahan gempa

Ariel Tumpal, Technical Advisor GYS, menjelaskan bahwa balok baja tahan gempa yang dikembangkan memiliki titik leleh (yield strength) sebesar 345 MPa, atau 40% lebih kuat dari H-beam konvensional di pasaran lokal.

“Dengan kekuatan yang lebih tinggi, pemakaian material bisa dikurangi. Ini berarti penghematan biaya hingga 20% dan percepatan waktu penyelesaian proyek,” jelas Ariel.

Baca juga: Perkuat Sinergi Konstruksi Baja Indonesia-Korea, ISSC dan KSSC Jalin Kerja Sama

Balok baja ini memenuhi standar internasional JIS SN490B (Jepang) dan ASTM A572 Gr.50 (Amerika Serikat), serta diproduksi menggunakan teknologi ramah lingkungan Electric Arc Furnace (EAF) yang memanfaatkan baja daur ulang dan rendah emisi karbon.

Dari sisi akademis, Dr. Ir. Mudji Irmawan, MT (Ketua HAKI Jatim dan Dosen Institut Teknologi Surabaya) serta Prof. Ir. Hidajat Sugihardjo Masiran, MS (Teknik Sipil ITS) membedah manfaat baja mutu tinggi dari perspektif struktur dan desain bangunan.

ISSC
GYS dan ISSC gelar seminar baja tahan gempa

Sementara itu, Lilik Mas’udah dari PT Usaha Bakti Perkasa menyoroti dimensi keberlanjutan, dengan menjelaskan bahwa baja tahan gempa turut mendukung dekarbonisasi konstruksi – dari proses produksi hingga daur ulang – sehingga mengurangi jejak karbon secara keseluruhan.

“Ini bukan sekadar efisiensi biaya, tapi juga pendorong inovasi dan peningkatan daya saing konstruksi nasional,” ungkap Lilik.

Seminar ditutup dengan sesi makan siang, di mana para peserta saling bersilaturahmi dan membuka peluang kolaborasi lintas sektor untuk mendukung penggunaan material baja dalam pembangunan yang tangguh dan berkelanjutan. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp