
Guru Besar ITS Manfaatkan Instrumentasi Optik untuk Dukung Industri Berkelanjutan
Menggagas inovasi berupa sensor serat optik, sistem pencitraan, dan pencahayaan buatan.
Secara sederhana, sampel daging yang diuji akan disinari oleh tiga jenis cahaya tersebut. Cahaya ini kemudian ditangkap oleh detektor, yang selanjutnya menampilkan persentase komposisi jenis daging pada layar monitor. Selain itu, alat ini juga dapat mendeteksi tingkat kesegaran sampel. “Dengan demikian, konsumen dapat mengetahui kualitas dan mutu halal produknya,” jelas Guru Besar ke-207 ITS.
Di akhir, Wakil Ketua Himpunan Optika Indonesia ini menjelaskan inovasi pencahayaan buatan. Alat ini merupakan lampu dengan spektrum cahaya khusus yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman, ikan, lobster, hingga unggas. Lampu yang diberi nama Lampu Nusantara (Lamusa) ini terdiri atas berbagai spektrum cahaya, seperti putih, hijau, dan biru, yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya.

Dengan berbagai inovasinya, Hatta menunjukkan bahwa instrumentasi optik memiliki peran penting dalam mendukung industri berkelanjutan. Teknologi ini dapat meningkatkan daya saing industri, pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta mendorong kemandirian teknologi di Indonesia. Selain itu, inovasi ini turut mendukung implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) poin 8, yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi.
Melalui orasi ilmiahnya yang berjudul Peran Instrumentasi Optik untuk Mendukung Industri Berkelanjutan, Hatta berharap inovasinya dapat menjadi pemantik bagi pengembangan inovasi berbasis cahaya di Indonesia. “Dengan demikian, industri berbasis cahaya dapat menjadi tonggak dalam mendukung kebutuhan teknologi saat ini dan di masa mendatang,” tutup Guru Besar ke-207 ITS. (***)