
Guru Besar ITS Kaji Integrasi Manusia dalam Arsitektur Berkelanjutan
Identifikasi tiga tantangan utama yang terus mengiringi perkembangan ilmu arsitektur selama 18 tahun terakhir.
3. Aspek Kemanusiaan
Sensitivitas kemanusiaan turut berperan dalam pembangunan arsitektur yang bernilai. Perempuan kelahiran Rembang ini menyoroti pentingnya budaya dan sejarah dalam membentuk identitas arsitektur. “Aspek kemanusiaan dalam arsitektur berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup yang berkelanjutan,” tegasnya.
Pendekatan Spiritual dalam Arsitektur
Murni menilai bahwa krisis global yang terjadi disebabkan oleh ketidakmampuan manusia dalam menghubungkan kemajuan dengan nilai-nilai spiritual. Oleh karena itu, pendidikan berbasis spiritual menjadi pendekatan penting untuk membentuk individu yang memiliki integritas dan kepedulian terhadap lingkungan. Dengan cara ini, manusia akan lebih bijak dalam bertindak dan menghindari kerusakan alam.

Melalui kajiannya, Murni turut berkontribusi dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin 4 mengenai pendidikan berkualitas dan poin 9 tentang kota serta permukiman yang berkelanjutan.
Ia berharap teori yang dikembangkan dapat memberikan manfaat luas, tidak hanya bagi perkembangan arsitektur tetapi juga bagi dunia pendidikan dan kebijakan publik. “Semoga kajian ini dapat memberikan solusi yang tepat guna sesuai dengan prinsip keberlanjutan,” harapnya. (***)