Konstruksi Media – Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP/GGRP) Abednedju Giovano Warani Sangkaeng mengatakan, berhasil mengolah limbah pabrik menjadi beton hijau (green aggregate) bernilai ekonomis tinggi dalam upaya penerapan konsep ekonomi sirkular, zero waste dan green environment.
“GRP sangat peduli terhadap lingkungan. Untuk itu, kami memanfaatkan sisa limbah produksi pembuatan baja (steel slag) untuk dijadikan green aggregate. Inovasi green aggregate ini bagian dari filosofi zero waste yang mendorong manusia untuk bijak dalam memaksimalkan sumber daya, sehingga produk-produk bisa digunakan kembali,” kata Abednedju, Jumat (26/8/2022).
Ia mengatakan, inovasi itu akan membentuk ekonomi sirkular (circular economy), sebuah sistem ramah lingkungan yang mempertahankan nilai material agar dapat digunakan berulang-ulang. Upaya tersebut merupakan bentuk implementasi program environment, social, and governance (ESG) perseroan.
Menurut dia, steel slag terlebih dahulu dipisahkan dan kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil dalam memproduksi green aggregate. Material ini mengandung beberapa oksida, seperti CaO, MgO, Fe₂O₃, MnO₂ dan SiO₂ yang bermanfaat bagi industri lain dan lingkungan.
Baca juga: Progres Pembangunan Jalan Lingkar Sepaku, Akses Utama Menuju IKN
“Kami memproduksi lima jenis green aggregate berdasarkan ukuran. Tipe pasir berukuran 0-4 mm, tipe screening 4-8 mm dan 8-12 mm, serta tipe split berukuran 12-20 dan 20-50 mm,” ucapnya.
Ia mengatakan, pembagian berbagai kategori ukuran tersebut untuk menyesuaikan dengan industri pengguna. Contoh, kata Abednedju, produk yang sesuai untuk industri batako dan paving block adalah tipe pasir, sedangkan industri beton ready mix dan kontraktor pekerjaan umum road base jalan, bisa mengunakan tipe pasir, screening, dan split.
Aplikasi pemanfaatan green aggregate, menurut dia, sudah banyak dikembangkan di berbagai negara maju. Selain bidang konstruksi, produk ini bisa dimanfaatkan bidang lain, seperti pertanian.
“Silika pada green aggregate sangat baik sebagai media pupuk untuk meningkatkan figur tanaman dan daya tahan terhadap penyakit. Selain itu, berpori dan bersifat basa sehingga efektif dalam menetralisir keasaman tanah,” ujar Abednedju.
Adapun untuk konstruksi jalan, dia menyatakan, green aggregate atau beton hijau bersifat keras, tahan aus, adhesif, dan kasar. Dengan demikian, kualitasnya tak tidak perlu diragukan.
“Penggunaan green aggregate bisa menjadi salah satu solusi yang tepat supaya pembangunan dapat terus berlangsung tanpa merugikan lingkungan dan tanpa mengurangi kualitas beton,” ucap dia.
Baca artikel selanjutnya: