Green Financing, Solusi Pendanaan Proyek Hijau

Menurut dia, dalam membangun gedung hijau bisa dimulai dari pemilihan material hingga sistem sanitasi yang sesuai standar. “Material lebih sehat, wastewater tidak memenuhi septic tank, ada air buangan kedua lebih baik. Ini lebih murah tapi pro lingkungan, kemudian sampah dikelola dengan 3M. Jadi itu satu hal yang kita coba terapkan” ungkap Ignesjz.

Penilaian Internasional

Dengan menggunakan penilaian menggunakan kerangka kerja internasional seperti yang dikembangkan oleh GRESB, perusahaan menjadi terlibat lebih oleh investor. Hal itu disampaikan oleh Trey Archer selaku Business Development Director Asia GRESB.

Menurut dia, ini menjadi waktu yang tepat untuk memasuki pasar [Indonesia] dan berbicara lebih banyak tentang aspek keberlanjutan secara umum dengan tolok ukur penilaian internasional.

Dijelaskan olehnya, saat ini Indonesia sudah mulai melakukan upaya-upaya signifikan untuk menerapkan ESG.

Untuk itu, dia berharap pemerintah bisa membuat regulasi berupa insentif untuk perusahaan yang menerapkan nilai-nilai ESG. Dengan begitu dapat meningkatkan perumahan ramah lingkungan di Indonesia.

Selain regulasi, pihaknya juga menyampaikan bahwa seharusnya juga pemerintah memberikan regulasi dalam menerapkan nilai-nilai keberlanjutan pada proyeknya.

Dengan ESG, Mendapatkan Kemudahan Pembiayaan

Dalam proyek yang menerapkan standar ESG, bsanyak emndapatkan manfaatnya, salah satunya yakni perbankan bisa memberikan bantuan pembiayaan untuk menjaga proyek-proyek memenuhi standar keberlanjutan.

AVP Debt Capital Markets Mandiri Securities Pauline Soesanto mengatakan pengembang properti bisa mendapat kemudahan pembiayaan hijau (green financing) dari perbankan untuk memenuhi standar dan sertifikasi keberlanjutan.

Untuk diketahui, green financing memiliki peran strategis dalam mendukung proyek pembangunan infrastruktur ramah lingkungan dengan menyediakan sumber pendanaan yang berorientasi pada keberlanjutan.