
Green Financing, Solusi Pendanaan Proyek Hijau
Dengan meningkatnya kesadaran global akan krisis iklim, green financing menjadi solusi strategis untuk mendorong investasi.
Konstruksi Media – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk “Driving Sustainability in the Real Estate Sector: ESG and Green Financing in Indonesia”. Mendorong pengembang untuk membangun properti sesuai standar hijau untuk mendukung environmental, social and governance (ESG).
Kegiatan yang dilakukan bersama dengan Global Real Estate Sustainability Benchmark (GRESB) ini diselenggarakan di Menara Kadin Jakarta, Kadin ingin melakukan penilaian terhadap proyek pengembang realestat untuk memudahkan mendapatkan pembiayaan (green financing).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) menyampaikan apresiasi kepad Kadin Indonesia yang telah menyelenggarakan kegiatan ini.
Dirinya ingin mendengar masukan-masukan dari Kadin dan GRESB terkait green financing. Menurutnya menyediakan hunian buat masyarakat juga perlu mementingkan aksesibilitas bagi masyarakat serta tetap menguntungkan bagi pengusaha.
“Saya berusaha melakukan sesuatu yang terbuka mengenai ESG, yang penting memberikan manfaat untuk negara, rakyat dan dunia usaha. Kita diminta membuat kebijakan yang pro rakyat,” ungkap Menteri Ara.
Sementara, Kepala Badan Pengembangan Kawasan Properti Terpadu (BPKPT) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Budiarsa Sastrawinata mengungkapkan pembiayaan hijau atau berbasis lingkungan dapat menjadi solusi bagi masa depan industri properti di Tanah Air.
“Skema ini memberikan peluang bagi pengembang properti yang ingin membangun proyek ramah lingkungan dan berkelanjutan,” jelas Budiarsa, Jumat, (7/2/2025).
Dia menjelaskan, pembiayaan hijau menawarkan berbagai manfaat strategis. Selain mengurangi dampak lingkungan, skema ini juga mendorong efisiensi energi termasuk, meningkatkan nilai properti, memperbaiki kualitas lingkungan, serta menekan biaya operasional dalam jangka panjang.
Budiarsa mengatakan bahwa mekanisme pendanaan ini tak hanya relevan bagi proyek energi baru terbarukan. Tetapi juga dapat diterapkan dalam pembangunan gedung dan perumahan.
Dia mengungkapkan pentingnya komitmen pelaku usaha dalam menerapkan prinsip environment, social, governance (ESG) demi mendorong keberlanjutan sektor properti. “Para pelaku industri properti yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan harus terus mengintegrasikan ESG dalam tata kelola bisnisnya,” imbuhnya.

Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait (Ara) yang hadir pada acara itu mengungkapkan dirinya ingin mendukung Kadin Indonesia. Ia ingin mendengar masukan-masukan dari Kadin. Menurutnya menyediakan hunian buat masyarakat juga perlu mementingkan aksesibilitas bagi masyarakat serta tetap menguntungkan bagi pengusaha.
“Saya berusaha melakukan sesuatu yang terbuka mengenai ESG (Environmental, Social, and Governance) tersebut, yang penting memberikan manfaat untuk negara, rakyat dan dunia usaha. Kita diminta membuat kebijakan yang pro rakyat,” tutur Ara.
Sementara, Komite Tetap Riset BPKPT Kadin Indonesia, Ignesjz Kemalawarta mengatakan terdapat 305 proyek properti Indonesia yang sudah tersertifikasi hijau di Indonesia.