
Konstruksi Media – Peran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin nyata dalam mendorong lahirnya bangunan yang tidak hanya layak huni, tetapi juga nyaman, efisien, dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Lei Peng, Vice President Glodon Company Limited, saat menyoroti pentingnya kolaborasi AI dengan refined management dalam sektor konstruksi.
Menurut Lei Peng, rumah masa kini bukan lagi sekadar tempat tinggal, melainkan harus mampu menghadirkan kualitas hidup yang lebih baik.
“Sebuah rumah yang baik hari ini bukan hanya kuat secara struktur atau indah secara estetika, tetapi juga hasil dari refined management sepanjang siklus hidupnya,” katanya kepada Konstruksi Media dalam perhelatan Pacific Association of Quantity Surveyors (PAQS) Congress 2025 di Jakarta, Senin, (25/08/2025).
Dalam pelaksanaan PAQS Congress 2025 tersebut, hadir pula Party Secretary, Director and Senior Vice President Glodon, Liu Qian (James), dan juga Vice President of Glodon Company Limited, Managing Director of Glodon Asia Group, Wataru Matsumoto, serta Country Director of Glodon Indonesia, Florentia Edrea.

Ia menjelaskan, AI telah menghadirkan perubahan signifikan mulai dari tahap desain, estimasi biaya, hingga proses konstruksi di lapangan. Pada tahap desain, teknologi ini memungkinkan terciptanya solusi yang lebih ilmiah dan efisien, bahkan dapat secara otomatis menghasilkan rancangan yang sesuai standar sekaligus ekonomis.
Dalam manajemen biaya, AI menghadirkan efisiensi luar biasa. Estimasi kuantitas yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan kini dapat dipersingkat hanya dalam hitungan minggu, sekaligus memberikan kontrol biaya yang akurat dan menyeluruh.
“AI benar-benar mengubah proses yang dulunya panjang menjadi jauh lebih cepat dan presisi,” kata Lei Peng.
Sementara itu, di lapangan konstruksi, integrasi AI dan IoT mendukung penjadwalan yang lebih terperinci, alokasi sumber daya yang cerdas, hingga peningkatan aspek keselamatan kerja. Transformasi ini menggeser pola pengelolaan dari sekadar berbasis pengalaman menjadi berbasis data.
Tidak hanya itu, di level perusahaan, platform digital yang diperkaya AI mampu menyederhanakan proses bisnis dan meningkatkan efisiensi. AI juga digunakan untuk pengembangan talenta, mencetak generasi profesional baru yang menguasai literasi teknologi sekaligus keahlian manajerial.
“Di balik setiap rumah yang baik selalu ada teknologi yang baik. Dan di inti teknologi tersebut, terdapat kombinasi AI dengan refined management,” imbuh Lei Peng.

Optimistis 2025 Jadi Tahun Realisasi Nilai AI di Industri Konstruksi
Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin cepat merambah berbagai sektor, termasuk konstruksi. Glodon melihat 2025 sebagai tahun penting ketika nilai nyata dari AI mulai sepenuhnya terwujud.
“Untuk bisa menonjol dalam arus besar adopsi AI, tidak cukup hanya mengandalkan model generik. Kuncinya adalah membangun kecerdasan spesifik yang benar-benar menjawab tantangan industri,” kata Lei Peng.

Sebagai strategi, Glodon meluncurkan AECGPT, model besar khusus industri konstruksi dengan arsitektur empat lapis, mencakup base model, lapisan yang diperkaya konstruksi, sistem agen, dan workflow engine. Inovasi ini mendukung berbagai kebutuhan seperti desain, pengadaan, hingga konstruksi dengan kemampuan otomatisasi dan pengambilan keputusan yang dirancang sesuai kebutuhan sektor.
Lei Peng menambahkan, strategi “All in AI” memastikan setiap lini produk Glodon mengintegrasikan kapabilitas ini, didukung manajer produk yang dibekali pemahaman logika AI untuk menghadirkan hasil secara cepat.
“Pada akhir 2024, kami sudah melihat manfaat nyata pada desain, transaksi, dan estimasi biaya. Rahasia untuk unggul jelas: fokus mendalam pada domain, aplikasikan teknologi dengan presisi, dan hadirkan AI yang memberi hasil terukur,” tandasnya.
Baca Juga :
Lewat PAQS Congress 2025, Pemerintah Dorong Penguatan Profesi Quantity Surveyor
IQSI Angkat Peran Quantity Surveyor Indonesia Lewat PAQS Congress 2025