EventNews

Glasstech Asia 2025 Siap Digelar di ICE BSD: Tonggak Baru Industri Kaca Nasional

Pameran teknologi kaca terkemuka di Asia ini akan menjadi pendorong pertumbuhan berbagai industri dalam penggunaan produk kaca.

Konstruksi Media — Pertumbuhan industri kaca di Indonesia menunjukkan tren peningkatan signifikan seiring berkembangnya sektor konstruksi, properti, dan otomotif dalam beberapa tahun terakhir.

Permintaan terhadap produk kaca baik kaca lembaran, kaca arsitektural, maupun kaca otomotif terus melonjak seiring masifnya pembangunan gedung bertingkat, infrastruktur publik, serta kendaraan bermotor.

Atas hal itu, PT. Debindo Global Expo menggandeng Messe Muenchen International (MMI) Asia akan menyelenggarakan pameran “Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 (GAFA)” pada 6-9 November 2025 mendatang di Internasional Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang.

Direktur PT. Debindo, Rafidi Iqra Muhammad mengatakan Glasstech Asia alias GAFA 2025 akan digelar di Indonesia, menandai tonggak penting bagi industri kaca dan fenestrasi di kawasan ini.

“Pameran teknologi kaca terkemuka di Asia ini akan menjadi pendorong pertumbuhan berbagai industri dalam penggunaan produk kaca,” ungkap Rafidi dalam peluncuran dan konferensi pers “Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025” di The Westin Hotel Jakarta, Kamis, (08/05/2025).

Peluncuran ini menjadi langkah awal menuju pameran berskala yang lebih besar dan berdampak luas. Seiring dengan pertumbuhan positif sektor industri yang membutuhkan produk kaca industri dan manufaktur di Indonesia dan kawasan lainnya.

Dalam peluncuran Glasstech Asia 2025 juga dihadiri Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita, CEO & Direktur Utama MMI Asia Michael Wilton, Ketua Asosiasi Kaca Singapura (SGA) Gan PayYap, Dewan Penasehat Asosiasi Kaca Lembaran & Pengaman (AKLP) Putra Narjadin, Ketua Asosiasi Fasad Indonesia (PERAFI) Fibra Reelianto.

Sebagaimana diketahui saat ini sektor konstruksi seperti bangunan properti komersial dan residensial di Indonesia, industri kaca menunjukkan tren pertumbuhan yang positif secara konsisten. Terlebih industri kaca saat ini diperuntukkan untuk fasad eksterior (dinding, pintu, dan jendela) serta struktur kaca interior.

Dalam kesempatan tersebut, Michael Wilton, CEO & Direktur Utama MMI Asia, menyampaikan bahwa pameran ini bukan sekadar sebuah acara. “Melainkan sebuah platform strategis yang mempertemukan para profesional industri untuk menjalin relasi bisnis, mendorong terobosan inovatif, serta saling menginspirasi demi mendorong pertumbuhan dan kemajuan industri kaca dan fenestrasi di kawasan Asia,” kata dia.

Glasstech Asia 2025
Pameran Glasstech Asia 2025 siap digelar di Indonesia. Dok. Konstruksi Media

Dia mengatakan Glasstech Asia edisi ke-20 dan edisi ke-7 Fenestration Asia sukses terselenggara di Ho Chi Minh City, Vietnam. Acara ini berhasil menarik lebih dari 4.000 pengunjung profesional dari sektor kaca dan fenestrasi serta menghadirkan lebih dari 250 peserta pameran dari lebih dari 50 negara.

Kesuksesan ini menunjukkan bahwa industri kaca dan fenestrasi di Asia Tenggara terus berkembang dan semakin menarik perhatian dunia.

Fenestrasi sendiri merujuk pada elemen desain bangunan yang berkaitan dengan bukaan seperti jendela, pintu, dan sistem fasad yang memungkinkan pencahayaan alami, ventilasi, serta konektivitas visual antara ruang dalam dan luar, komponen vital dalam arsitektur modern yang menuntut efisiensi energi dan kenyamanan penghuni.

Mengusung tema “Asia’s Largest Network of Glass and Facades”, Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 menegaskan kembali komitmennya sebagai platform paling dinantikan bagi teknologi kaca dan fenestrasi di Asia Tenggara.

Menyambut edisi ke-21-nya, Glasstech dan Fenestration Asia merayakan lebih dari dua dekade mendorong batas-batas industri, menciptakan peluang, dan membentuk masa depan industri kaca dan fenestrasi.

Diselenggarakan oleh Messe Muenchen International dan Singapore Glass Association, Glasstech Asia & Fenestration Asia 2025 tidak hanya menjadi platform jaringan bisnis, tetapi juga bertujuan mempercepat kemajuan industri melalui pengembangan teknologi, peningkatan efisiensi produksi, dan mengedepankan material berkelanjutan.

Pada penyelenggaraan tahun 2025, pameran ini akan menyoroti berbagai kategori produk unggulan, termasuk architectural glass profiles, aluminium profile, composite profiles uPVC untuk pintu dan jendela, material konstruksi untuk pintu dan jendela, serta bahan kimia dan komponen pendukung lainnya.

Sektor konstruksi Indonesia berada pada jalur pertumbuhan yang kuat, diproyeksikan mencapai Rp 2.775 triliun pada tahun 2028 dengan pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 5,7 persen. Ekspansi ini, yang didorong oleh investasi dalam infrastruktur berkelanjutan dan proyek bangunan hijau, membuka peluang besar bagi solusi mutakhir dan desain masa depan.

“Sebagai pusat inovasi, Indonesia adalah tempat yang sempurna untuk teknologi berkelanjutan yang visioner,” ungkap Michael.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp