NewsTeknologi

Geoforce Indonesia Turut Serta di PIT HATTI 2024, Hadirkan Inovasi Baru

Setiap pembangunan ditanah lunak yang menjadi problem yaitu geoteknikal, inovasi Geoforce Indonesia menjadikan tanah lunak menjadi keras sehingga mudah mengaplikasikan strukturnya.

Konstruksi Media — Dalam Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia (HATTI) ke XXVIII yang berlangsung di Hotel Bidakara, Jakarta, 11-13 November 2024, juga diselenggarakan Asian Young Geotechnical Engineers Conference 2024 yang ke-10.

Dalam kegiatan tersebut juga dilaksanakan eksibisi yang diikuti perusahaan dari bidang keteknikan, salah satunya yakni PT Geoforce Indonesia. 

President Director PT Geoforce Indonesia, Ir. Dandung S. Harnito mengungkapkan bahwa Geoforce Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang survei geoteknik dan pemetaan geospasial, menyediakan solusi teknologi tinggi untuk kebutuhan survei, eksplorasi, dan monitoring lahan bagi berbagai sektor seperti pertambangan, konstruksi, dan infrastruktur. 

Dengan fokus pada inovasi dan ketepatan data, Geoforce Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan proyek-proyek nasional melalui layanan yang mencakup pemetaan topografi, survei geoteknik, serta pemantauan kondisi lingkungan secara real-time.

President Director PT Geoforce Indonesia Dandung S. Harninto (kanan). Dok. Konstruksi Media

“Kita rutin memberikan support kepada kegiatan asosiasi tempat kita bernaung, berbagai ilmu dan sharing knowledge,” kata Dandung saat ditemui Konstruksi Media di gelaran PIT HATTI 2024 di Hotel Bidakara Jakarta, (11/11/2024).

Dirinya menyampaikan mengenai problematika di daerah pesisir pantai, di mana Indonesia memiliki garis pantai yang paling panjang seperti di Pulau Jawa, Sumatera, dan beberapa daerah lainnya.

Satu hal yang menjadi permasalahan yakni terkait abrasi pantai yakni di pantai utara Jawa memiliki tanah aluvial low land (lumpur) dari Semarang sampai Jakarta. “Tanah Jakarta, Semarang itu lumpur semua, apalagi Surabaya. Untuk mengatasi abrasi yang terjadi diperlukan struktur. Secara konvensional struktur yang diaplikasikan pada garis pantai menggunakan batu.

Saat ini yang menjadi problem adalah mendatangkan (mencari) batuan itu mulai sulit dan mahal, juga banyak problem sosialnya, bisa juga menggunakan alternatif geosintetik yang membungkus pasir.

Terkait pasir itu, ada beberapa tantangan yakni di beberapa daerah ada yang memiliki pasir dalam jumlah banyak, namun di daerah lain tidak memiliki pasir yang cukup. Seperti halnya di Semarang yang pasirnya diambil dari Unggaran, problem nya ada di lokasinya yang dinlait dan memiliki problem tersebut. 

Dirinya menyatakan, team Geoforce terus melakukan berbagai riset dan pengembangan dalam mengatasi hal tersebut menggunakan lumpur setempat untuk mengisi geotube (struktur), ketika terkena arus atau gelombang air laut tidak mengalami kerusakan. 

“Kita mendevelop yang namanya geoback, geotube yang biasa diisi dengan pasir, kita lakukan dengan mengisi lumpur. Lumpur sendiri memiliki problematik, yakni butirannya yang halus dan lembek, untuk menjadikan lumpur tersebut padat, Geoforce menggunakan cairan kimia. Dan itu diisikan ke geotube, sehingga lebih stabil,” tuturnya. 

Sebagai upaya untuk menahan laju abrasi pantai di daerah pesisir baik Pulau Jawa maupun di wilayah lainnya, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dibawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infrastruktur) akan membangun giant sea wall dari Cilegon (Banten) hingga Gresik (Jatim) sepanjang 958 kilometer (Km).

Proyek ini disinyalir bakal memberikan peluang besar bagi engineers nasional yang terlibat dalam pembangunan tanggul laut raksasa tersebut. Meski demikian, Dandung menyebut, dalam pembangunan tanggul laut problem utamanya yakni geoteknik. 

“Seperti pembangunan tanggul laut Semarang-Demak yang menjadi problemnya adalah geoteknik bukan struktur. Itu harus membangun tanggul di tanah yang lunak,” bebernya.

President Director PT Geoforce Indonesia Dandung S. Harninto (kiri). Dok. Konstruksi Media.

Internasional Conference 

Dandung Harninto yang juga Ketua Steering Commitee PIT HATTI 2024, menyampaikan pelaksanaan di hari pertama dilaksanakan kegiatan diskusi internasional Asian Young Geotechnical Engineers Conference 2024 yang ke-10 dengan menghadirkan pembicara dari berbagai negara.

“Hari pertama memang dikhususkan untuk young engineers (insinyur muda) internasional, pesertanya dari beberapa negara (Asian). Kegiatan ini yang ke-10 secara rutin dan kebetulan Indonesia menjadi tuan rumah dan berbarengan juga kegiatan annual meeting HATTI 2024. Dan di hari kedua (12/11) nantinya para young engineers tersebut melakukan visit ke project MRT,” ucap Dandung.

Dia menambahkan di hari kedua nantinya bakal banyak insinyur nasional yang juga bakal menghadiri kegiatan ini. “Terkonfirmasi akan hadir sekitar 700 peserta dan 180-an peserta merupakan insinyur muda (young engineers),” ungkap Dandung melanjutkan.

Adapun dalam kegiatan Young Geotechnical Engineers Conference HATTI menghadirkan pembicara internasional yakni Dr. Vivi Anggraini Dati Monash University Malaysia, yang menyampaikan pemaparan mengenai “Olivine: A Sustainable Approach to Marine Clay Stabilisation and Carbon Capture.

Juga menghadirkan pembicara kedua yakni Prof. Ching Hung, Nation Cheng Kung University, menyampaikan Mitigation Landslides: From Numerical Modeling to AI-Integrated Hands-on Experiments, yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Aswin Lim.

Pembicara ketiga yakni menghadirlan Dr. Viroon Kamchoom, King Mengkut’s Institute of Technology Ladkrabang-Nature-Based Solutions for Enhancing Infrastructure Resilence Under Climate Variability.

Pembicara keempat yakni Dr. Lindung Zalbuin Mase, University of Bengkulu yang menyampaikan pemaparan mengenai Integrated Approach to Assess Soil Liquefaction Potential During Earthquake, yang dimoderatori oleh Fathiyah Hakim Sagitamingrum., S.T., M.T., Ph.D.

Serta pembicara kelima yakni Dr. Anthony Kwan Leung, The Hong Kong University of Science and Technology yang menyampaikan mengenai Geotechnics for Sustainable Urban Environment: From theories to practice, yang dimoderatori oleh Dr. Ir. Anthony Gunawan.

Baca Juga :

Artikel Terkait

Back to top button