Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum (PU) berencana memberikan pelatihan pembangunan gedung kepada para santri di pondok pesantren. Langkah ini diambil untuk memperkuat budaya gotong royong yang selama ini menjadi tradisi santri dalam pembangunan pesantren.
“Insya Allah PU akan melatih dan mensertifikasi para santri sebagai tenaga kerja konstruksi,” kata Menteri PU Dody Hanggodo di Kemenko PM, Jakarta, Selasa (14/10).
Dody menekankan pelatihan ini bertujuan agar semangat gotong royong para santri tetap terjaga, namun pekerjaan dilakukan berdasarkan standar konstruksi yang benar.
“Kami benar-benar tidak ingin semangat budaya itu hilang, justru ingin memperkuatnya dengan pengetahuan,” ujarnya.
Peringatan Setelah Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi peringatan bagi seluruh pihak. Ia menekankan pentingnya setiap bangunan di Indonesia, termasuk pesantren, mematuhi aturan kelayakan bangunan.
Baca juga: Dibalik Beton yang Ambruk: Tantangan Keselamatan Konstruksi di Negeri Kita
“Ini menjadi wake up call agar infrastruktur pesantren ke depan lebih aman,” kata Tito di Kemenko PM, Selasa. Ia menambahkan, kelayakan bangunan tidak hanya berlaku pada pondok pesantren, tetapi juga seluruh bangunan umum di Indonesia.
Saat ini, pengaturan bangunan merujuk pada Persetujuan Bangunan Gedung (PBG), yang menggantikan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan mencakup standar teknis dan administratif lebih rinci, termasuk membangun, mengubah, memperluas, atau merawat bangunan. “Di sini kita perlu comply,” tegas Tito. Pemerintah daerah juga akan diperintahkan untuk memperkuat pembinaan, pengawasan, dan fasilitasi implementasi kebijakan infrastruktur pendidikan keagamaan.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat insiden ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny menjadi peristiwa dengan korban terbanyak sepanjang 2025. Hingga Senin (13/10), Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah mengidentifikasi 55 jenazah, sementara 9 lainnya masih dalam proses identifikasi.
Santri Tetap Bisa Ikut Gotong Royong, Tapi Harus Didampingi Teknis
Tradisi santri membantu pembangunan pesantren menjadi sorotan setelah insiden ini. Menko PM Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menegaskan bahwa budaya gotong royong santri tetap boleh diteruskan, namun harus didampingi tim teknisi agar sesuai kaidah konstruksi.
“Santri boleh terlibat, tapi harus ada tim teknisi. Pola pembangunan pesantren harus diubah, tidak boleh membangun sendiri,” ujar Cak Imin saat meninjau lokasi gedung ambruk di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Kamis (2/10). (***)




