MaterialNewsProduk

Garuda Yamato Steel (GYS) Komit Majukan Industri Baja Nasional

Garuda Yamato Steel (GYS) mendukung penuh pembangunan infrastruktur Indonesia dengan aneka produk baja strukturalnya yang berkualitas tinggi.

Konstruksi Media, Jakarta – PT Garuda Yamato Steel (GYS) baru-baru ini menunjukkan komitmennya untuk memajukan industri konstruksi baja di Indonesia dengan berpartisipasi dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja.

Acara yang diselenggarakan Indonesia Society of Steel Construction (ISSC) di Birawa Hall, Rabu (10/7/2024) ini menampilkan sekitar 30 perusahaan. Platform ini memberikan kesempatan berharga bagi para pemimpin industri untuk membahas masa depan konstruksi baja di Indonesia dan menyoroti kemajuan terbaru di bidang tersebut.

“Kami sangat antusias untuk berpartisipasi dalam acara ini dan berkontribusi pada pengembangan industri konstruksi baja di Indonesia. Partisipasi kami menegaskan dedikasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan konstruksi baja lokal dan mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia,” kata Tony Taniwan, Presiden Direktur PT Garuda Yamato Steel.

Dibentuk pada tahun 2024, GYS merupakan usaha patungan baru  melalui kolaborasi strategis dengan investor terkenal termasuk Yamato Kogyo Co, Ltd, Siam Yamato Steel Co, Ltd, PT Hanwa Indonesia, dan PT Gunung Raja Paksi Tbk. Kemitraan yang kuat ini menggabungkan keahlian dan sumber daya dari perusahaan tersebut untuk memperkuat industri baja Indonesia.

GYS sebelumnya dikenal sebagai PT Gunung Garuda, produsen baja terkemuka yang didirikan pada tahun 1987. Dengan pabrik modern yang berlokasi di Cikarang Barat, Bekasi, GYS mengkhususkan diri dalam memproduksi produk baja struktural berkualitas tinggi. Produk unggulannya meliputi H-Beam, IWF, Angle, dan Channel.

Dengan langkah inovatif, GYS telah memperkenalkan baja Seismic Grade “Tahan Gempa”. Produk-produk ini dirancang untuk memiliki daktilitas yang luar biasa, memungkinkan baja mengalami deformasi signifikan sebelum retak.

Daktilitas semacam ini sangat penting selama kejadian seismik, karena membantu dalam menyerap dan menghilangkan energi, sehingga mengurangi risiko kegagalan struktural yang katastrofik. Selain itu, baja inovatif ini memiliki kemampuan las yang sangat baik, memudahkan fabrikasi dan konstruksi tanpa mengorbankan integritas struktural.

Yamato Kogyo, salah satu investor utama, membawa pengalaman dan semangat inovasi yang luar biasa dalam usaha ini. Didirikan di Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang pada tahun 1944, Yamato Kogyo telah menjadi pemimpin dalam penggunaan Electric Arc Furnace untuk produksi baja.

Dengan sejarah panjang ekspansi global, perusahaan ini memasuki pasar AS pada tahun 1987, diikuti oleh usaha yang sukses di Thailand, Korea Selatan, Bahrain, Arab Saudi, dan Vietnam.

Pada tahun 2024, Yamato Kogyo memperluas jangkauannya dengan berinvestasi di GYS di Indonesia, sehingga semakin memperkuat kehadiran globalnya dengan kapasitas produksi total dari grup Yamato sekitar 7 juta ton per tahun. Sebagai anak perusahaan, GYS sendiri memiliki kapasitas produksi sekitar 1 juta ton per tahun.

Berpartisipasi dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja tidak hanya menyoroti komitmen tak tergoyahkan GYS terhadap keunggulan tetapi juga memberikan kesempatan strategis untuk menjalin jaringan dengan pemimpin industri sejenis lainnya dan mengeksplorasi kolaborasi potensial.

Fokus perusahaan pada inovasi dan keberlanjutan memastikan bahwa produk-produk yang dimiliki GYS memenuhi standar tertinggi sekaligus berkontribusi secara signifikan terhadap proyek infrastruktur nasional.

“Kami percaya bahwa acara seperti ini sangat penting untuk mendorong kolaborasi dan inovasi dalam industri konstruksi baja. Dengan berpartisipasi dalam seminar dan pameran ini, GYS menegaskan kembali dedikasinya untuk menjadi penyedia utama produk baja struktural berkualitas tinggi di Indonesia. Kami berharap dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan infrastruktur nasional,” beber Tony Taniwan. 

Selain itu, sambungnya, GYS berusaha memanfaatkan daya saing biaya Indonesia yang menarik, tidak hanya untuk berkembang di dalam negeri tetapi juga untuk aktif berkontribusi pada ekspor Indonesia.

“Sebagai perusahaan yang mengintegrasikan teknologi Jepang ke dalam produk buatan Indonesia, kami bertujuan untuk memperkenalkan kepada dunia merek Made-in-Indonesia yang mencerminkan kualitas dan inovasi,” pungkas Tony. (*/Hasanuddin)

Artikel Terkait

Back to top button