
Garuda Yamato Steel Dorong Low Carbon Steel dan Sustainability di Industri Baja
Komitmen GYS selaras dengan sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs), terutama terkait lingkungan dan sosial.
Konstruksi Media – PT Garuda Yamato Steel (GYS) menegaskan komitmennya terhadap kualitas, inovasi, dan keberlanjutan lingkungan melalui inisiatif low carbon steel. Pernyataan ini disampaikan Nor Qomariyah, Manager Sustainability GYS, saat ditemui di acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025, Rabu (20/8/2025) di Jakarta.
“Tagline kami, Strange to Excellence, merepresentasikan bentuk kekuatan untuk membangun yang lebih baik, dengan nilai quality, innovation, dan sustainability,” ujar Nor.
Nor menjelaskan bahwa komitmen GYS selaras dengan sejumlah Sustainable Development Goals (SDGs), terutama terkait lingkungan dan sosial. “Kami menerapkan program lingkungan bersih di area perusahaan maupun di sekitar fasilitas. Contohnya, penanaman pohon dan pembangunan Rumah Pemotongan Hewan (RPH), sebagai bagian dari framework sustainability dan CSR kami,” katanya.
Selain lingkungan, GYS juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan. “Kami memiliki klinik yang bisa diakses masyarakat sekitar, bukan hanya karyawan. Safety dan net zero produk menjadi fokus, sehingga manfaatnya juga dirasakan oleh internal perusahaan,” tambahnya.
Nor menekankan kesetaraan gender dalam perusahaan. “Komposisi staff kami seimbang antara laki-laki dan perempuan. Perempuan ditempatkan di posisi strategis, termasuk sustainability, untuk menghadirkan perspektif berbeda dalam industri baja.”
Dari sisi governance, GYS telah menerapkan tata kelola yang ketat. “Kami memiliki continuous emissions monitoring system yang terintegrasi dengan SISPEK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Hal ini membuat kontrol emisi harian terlihat jelas dan mematuhi Permen LHK No. 13/2021, serta Green Industry Standard Kemenperin yang akan mulai berjalan tahun depan,” jelas Nor.
Baca juga: Kemenperin Inisiasi Proyek Percontohan Teknologi CCU untuk Dukung NZE
Nor menyoroti tantangan utama industri baja: menghasilkan emisi sambil mempertahankan kualitas produk. GYS berhasil menekan biaya hingga 20% melalui produk low carbon steel dengan durability dua kali lipat. Selain itu, perusahaan berkomitmen pada Environment Product Declaration (EPD) global untuk mendukung pengurangan emisi industri baja hingga 8%, dengan target dekarbonisasi sesuai INDC Indonesia sampai 2060.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dengan pemerintah dan sektor swasta sangat penting, termasuk menyusun roadmap dekarbonisasi untuk industri baja nasional,” kata Nor.
GYS menekankan pentingnya awareness konsumen dalam memilih produk ramah lingkungan. Produk low carbon steel ditargetkan ke prime market dan pasar global, sementara proyek pemerintah mulai mendorong penggunaan produk ini secara sukarela (voluntary). Nor menegaskan, kebijakan Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) memperkuat urgensi transisi ke low carbon steel, baik untuk ekspor maupun impor.
“Low carbon steel memang lebih mahal karena investasi jangka panjang. Namun, melalui kolaborasi dan pembangunan ekosistem B2B, kami menargetkan penetrasi pasar global yang lebih luas. Komitmen kami sudah nyata, dan EPD menjadi bukti tanggung jawab lingkungan GYS,” tutup Nor. (***)