“Cadangan emas kita berada di peringkat keenam terbesar dunia dengan sekitar 2.600 metrik ton. Namun, untuk cadangan emas batangan, kita masih berada di peringkat ke-43 dunia. Dengan kerja sama ini, kita tidak lagi hanya mengirimkan bahan mentah, tetapi dapat mengolahnya di dalam negeri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi,” tambah Erick.
Dengan adanya penyerapan emas dari Freeport oleh Antam, Erick memperkirakan bahwa kebijakan ini dapat menghemat cadangan devisa hingga ratusan triliun rupiah dalam lima tahun ke depan. Selain itu, kerja sama ini juga akan mengurangi ketergantungan Antam terhadap impor bahan baku logam mulia.
Optimalisasi Produksi Logam Mulia Antam
Direktur Utama Antam, Nico Kanter, menjelaskan bahwa sinergi dengan Freeport ini merupakan bagian dari strategi hilirisasi industri emas di Indonesia.
“Kerja sama ini memastikan Antam mendapatkan bahan baku emas dari dalam negeri yang akan kami proses lebih lanjut di fasilitas pemurnian kami menjadi produk logam mulia,” ujar Nico.
Ia juga menambahkan bahwa dengan adanya kepastian sumber bahan baku di tengah tingginya permintaan pasar, Antam dapat lebih optimal dalam memproduksi produk emas logam mulia dan memastikan ketersediaan emas bagi masyarakat.
