Konstruksi Media – Vice President Environmental and Sustainable Development PT Freeport Indonesia Dr. Gesang Setyadi, S.T., M.B.A. mengatakan, memiliki komitmen tinggi dalam melakukan konservasi lingkungan di area bekas tambang. Freeport rutin melaksanakan reklamasi untuk mengembalikan fungsi lahan sesuai dengan peruntukan di Kawasan Mineral Grasberg.
“Kita melaksanakan penanaman pohon, hutan mangrove, dan rehabilitasi di aliran sungai yang teraliri limbah dari hasil tambang PT Freeport Indonesia,” kata Gesang Setyadi pada Kuliah Umum di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, Freeport yang berada di Provinsi Papua Tengah di ketinggian 4.200 mdpl mengelola beberapa produk tambang konsentrat, yakni berisi mineral berharga dari bijih emas dan ada beberapa metode penambangan yang dilakukan.
Dikarenakan lokasi penambangan berada di kawasan hutan, kata dia, Freeport selalu melakukan audit dan pemantauan lingkungan dengan melibatkan berbagai lembaga guna melakukan vegetasi di wilayah yang terdampak penambangan.
Baca juga: PUPR Sasar 1.063 Desa Melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
“Untuk limbah tambangnya, dikirimkan ke Gresik untuk dikelola lebih lanjut sehingga limbah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi. Limbah tersebut bisa digunakan karena tingkat toxicity masih aman,” jelasnya.
Ia mengatakan, limbah yang sudah dikelola menjadi bahan konstruksi tersebut kemudian dimanfaatkan untuk pembuatan jalan dan jembatan.
“Limbah yang masih berada di aliran sungai harapannya di masa depan dapat berperan menjadi daratan baru,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, Freeport melakukan rehabilitasi hutan di Jayapura untuk mengurangi bencana banjir di Jayapura dan meningkatkan keanekaragaman hayati serta konservasi lahan.
“Kita pun melaksanakan program penyadaran dan pendidikan lingkungan dengan mengajak 1 siswa dan 1 siswi di SMP di wilayah yang terdampak untuk menjadi Pangeran Alam dan Putri Lestari,” jelasnya.