imported

Empat Langkah Bijak Siapkan Dana Darurat Dalam Perencanaan Keuangan

Mempersiapkan dana darurat bukan berarti ingin menarik hal buruk terjadi melainkan sebuah langkah antisipasi dan persiapan agar tidak terbebani secara finansial di kemudian hari.

Konstruksi Media – Dalam perencanaan keuangan, dana darurat merupakan salah satu hal wajib yang perlu dimiliki setiap individu. Dana darurat adalah sejumlah dana atau uang yang dipersiapkan untuk mengantisipasi keadaan darurat seperti terkena musibah, bencana alam, sakit, terkena PHK, atau lainnya.

Tujuannya adalah untuk memiliki sejumlah dana yang bisa digunakan kapan saja saat diperlukan sehingga dapat meminimalisir atau menghindari risiko berhutang. Waktu yang tepat untuk mulai mempersiapkan dana darurat adalah sedini mungkin. 

Risiko terkena musibah bisa terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Dana darurat merupakan dana yang hanya boleh digunakan dalam keadaan darurat. Oleh sebab itu, dana tersebut tidak boleh digunakan untuk melunasi hutang konsumtif seperti cicilan mobil, membeli tiket pesawat, tiket konser, atau sejenisnya.

Baca juga: Cek Kesiapan Jalan Nasional dan Tol Dukung Kelancaran Libur Natal juga Tahun Baru

“Pada dasarnya, besaran dana darurat berbeda bagi setiap individu dipengaruhi oleh jumlah tanggungan, penghasilan, dan pengeluaran bulanan. Idealnya, dana darurat harus mencakup 3 hingga 6 kali pengeluaran bulanan. Tujuanya adalah apabila terjadi kebutuhan mendesak ataupun sumber pendapatan bulanan berhenti, dana darurat bisa digunakan sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga mendapatkan pendapatan baru,” kata Senior Public Relations Qoala Yohana Angeline.

Mempersiapkan dana darurat bukan berarti ingin menarik hal buruk terjadi melainkan sebuah langkah antisipasi dan persiapan agar tidak terbebani secara finansial di kemudian hari.

Berikut ini adalah cara mengumpulkan dana darurat mengutip dari Qoala:

1. Evaluasi keuangan

Pahami arus kas Anda dengan mengevaluasi pendapatan dan pengeluaran bulanan. Evaluasi ini berguna untuk membantu menentukan persentase dana yang dapat dialokasikan untuk dana darurat.

Misalnya, jika setiap bulan pengeluaran Anda mencapai Rp3 juta, maka jumlah dana yang harus Anda sisihkan untuk dana darurat kurang lebih sebesar Rp9 juta sampai Rp18 juta. 

2. Tentukan target waktu untuk menabung secara bertahap dan konsisten

Kalau Anda sudah tahu jumlah dana yang harus dikumpulkan maka Anda harus menentukan waktu untuk mencapai dana ini. Hal ini berlaku jika Anda belum punya sama sekali tabungan dana darurat. 

Mulailah menabung secara bertahap untuk dana darurat Anda. Meskipun jumlahnya kecil di awal, secara bertahap tingkatkan persentasenya hingga Anda secara konsisten mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk dana ini dan dana darurat terkumpul sesuai target.

3. Buat rekening terpisah

Berbeda dengan tabungan, dana darurat sebaiknya disimpan dalam rekening baru yang terpisah dari pengeluaran bulanan rutin. Tujuannya agar tidak teralihkan untuk membiayai keperluan lain. Buat rekening terpisah yang tidak membutuhkan saldo awal dan biaya administrasi yang besar.

Baca juga: PUPR Targetkan 16 PSN Bakal Tuntas Pada Akhir 2023

Anda juga harus punya akses yang cepat dan mudah terhadap dana ini, agar tidak kesulitan untuk menggunakan uang tersebut saat terjadi kondisi darurat, misalnya seperti akses untuk mobile banking. Memisahkan dana ini membantu untuk memastikan kontrol dan pemantauan yang lebih baik terhadap progres dana darurat Anda.

4. Lengkapi dengan produk asuransi yang tepat

Tips lain yang bisa Anda lakukan dalam mempersiapkan dana darurat adalah melengkapi tindakan tersebut dengan membeli asuransi yang tepat dan sesuai kebutuhan Anda.. Asuransi merupakan produk proteksi yang dapat melindungi diri dari pengeluaran yang tidak diharapkan.

Dengan asuransi, setiap individu bisa mempersiapkan dan mengelola keuangan dengan lebih baik. Membeli asuransi juga bisa menjadi cara agar dana darurat bisa lebih terarah. Akan tetapi, pastikan bahwa premi asuransi yang dibayarkan selama periode waktu tertentu tidak akan menjadi beban finansial di kemudian hari.

Dengan begitu, tabungan, investasi, dana darurat, dan biaya untuk asuransi akan tetap bisa berjalan berdampingan tanpa mengorbankan salah satunya, terlebih pengeluaran rutin atau bulanan.

Artikel Terkait

Back to top button