Dukung Swasembada Pangan, Pemerintah Percepat Penyelesaian Pembangunan Bendungan dan Irigasi
Pembangunan 15 bendungan baru di seluruh Indonesia ini untuk memperkuat ketahanan air dan pangan.
Konstruksi Media – Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat penyelesaian pembangunan bendungan di berbagai wilayah Indonesia.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ketahanan air dan pangan, terutama dalam menghadapi perubahan iklim dan peningkatan kebutuhan air irigasi pertanian.
Bendungan bukan hanya infrastruktur fisik, tetapi juga instrumen penting yang menopang produktivitas pertanian, keberlanjutan lingkungan, serta kesejahteraan masyarakat desa.
Menteri PU Dody Hanggodo mengungkapkan bahwa pentingnya sinergi antara pembangunan bendungan dan jaringan irigasi.
“Pembangunan bendungan harus dibarengi pembangunan saluran konektivitas dan rehabilitasi jaringan irigasi. Dengan suplai irigasi yang terus berkelanjutan, harapannya air bisa mengalir ke sawah-sawah sehingga produktivitas petani juga meningkat, petani semakin sejahtera,” katanya, Jumat, (31/10/2025).
Pernyataan tersebut menegaskan bahwa nilai pembangunan bendungan tidak akan optimal tanpa dukungan sistem irigasi yang memadai.
Saat ini Ditjen SDA tengah membangun 15 bendungan yang tersebar di berbagai provinsi dengan potensi besar untuk mengairi 20 daerah irigasi. Seluruh proyek ini ditargetkan rampung pada tahun 2029 dan diharapkan mampu melayani area pertanian seluas 184.515 hektare.
Baca Juga : Kementerian PU Terus Kebut Penyelesaian 15 Bendungan, Potensi Aliri Irigasi 263.055 Hektare
Ketika beroperasi penuh, bendungan-bendungan tersebut akan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari 150% menjadi 262%, memperluas area tanam dari 277.775 hektare menjadi 483.163 hektare, serta meningkatkan produktivitas hasil panen dari 1,4 juta ton per hektare menjadi lebih dari 2,3 juta ton per hektare.

Selain fungsi irigasi, bendungan juga memiliki manfaat multifungsi seperti penyediaan air baku sebesar 23,69 meter kubik per detik, pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 80,34 MW, tampungan air hingga 1.087 juta meter kubik, serta potensi reduksi banjir mencapai 4.531 meter kubik per detik.
Fungsi-fungsi tersebut menjadikan bendungan sebagai tulang punggung pembangunan berkelanjutan yang berdampak langsung pada ketahanan energi, mitigasi bencana, dan ketersediaan air bersih bagi masyarakat.
Adapun ke-15 bendungan yang tengah dikerjakan meliputi Bendungan Tigadihaji di Sumatera Selatan; Jragung, Bener, dan Cabean di Jawa Tengah; Bagong dan Karangnongko di Jawa Timur; Bulango Ulu di Gorontalo; Budong-Budong di Sulawesi Barat; Way Apu di Maluku; Jenelata di Sulawesi Selatan; Manikin dan Mbay di Nusa Tenggara Timur; Cibeet dan Cijurey di Jawa Barat; serta Riam Kiwa di Kalimantan Selatan. Keberlanjutan pembangunan ini meneruskan capaian periode sebelumnya, di mana pada 2015–2024 Ditjen SDA telah menuntaskan 53 bendungan, sementara 187 bendungan lainnya telah berdiri sejak 1902–2014.
Langkah konsisten Ditjen SDA dalam membangun dan merehabilitasi bendungan serta jaringan irigasi merupakan bagian integral dari upaya pemerintah mewujudkan swasembada pangan nasional. Inisiatif ini juga selaras dengan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ketahanan ekonomi melalui pembangunan dari desa, memperkokoh fondasi kedaulatan pangan, dan memastikan keberlanjutan sumber daya air bagi generasi mendatang.
Baca Juga :
Kementerian PU Kembangkan Fungsi Sabo Dam Menayu Sebagai Sumber Irigasi




