Infrastruktur

DTKJ Nilai Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung Bisa Jadi Ladang Ilmu Bagi Generasi Muda

Konstruksi Media – Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) Dr. Ir. Haris Muhammadun, ATD, MM, IPU. menjelaskan proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung juga memiliki sisi positif. Menurutnya, adanya proyek tersebut menjadi ladang ilmu pengetahuan bagi generasi muda di Indonesia.

“Banyak sekali perspektif baru dan sangat positif yang DTKJ ambil dari proyek KCJB ini. Pertama, teknologi yang digunakan dalam proyek kereta cepat ini menjadi pembelajaran yang baik untuk putra putri bangsa, seperti teknologi boring terowongan, pengecoran girder diatas, rel dan bantalan khusus kereta cepat dan persinyalan serta elektrifikasinya,” katanya saat dihubungi oleh Konstruksi Media, Jumat, 29 Oktober 2021.

Ia menjelaskan, semuanya bisa menjadi ladang pembelajaran dan transfer teknologi yang baik untuk dunia konstruksi infrastruktur transportasi.

Kedua, tekad dan semangat seluruh jajaran manajemen Kereta Cepat Jakarta Bandung, yang dengan sangat baik juga memperhatikan proses ganti untung untuk masyarakat terdampak, seperti mengganti masjid menjadi lebih bagus, mengganti sekolah menjadi lebih bagus dan nyaman, membuat jalan menjadi lebih baik dan hal lain positif lainnya.

Foto: KCIC

Ketiga, kata dia, meskipun contoh di negara lain seperti di Eropa (Madrid-Toledo) dan Asia (Beijing-Tianjin) memang ada contoh kereta cepat dengan jarak yang relatif sama, tetapi manajemen PT KCIC telah juga mempersiapkan untuk meneruskan proyek ini sampai ke Surabaya.

“karena memang trend bisnis kereta api ke depan yang akan berkembang hanya ada tiga yaitu kereta jarak jauh dengan kereta cepat, kereta commuter line skala perkotaan dan kereta logistik untuk pengangkut barang,” ujar Haris.

Selain itu, DTKJ juga mencermati perkembangan berita terkait proyek KCJB beberapa saat lalu. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diluruskan terkait proyek tersebut.

“Bahwa dampak pandemi Covid-19 dirasakan oleh seluruh proyek konstruksi tidak saja di Indonesia tetapi di dunia. Bahkan ada proyek sejenis di Mumbai India yang mengalami keterlambatan juga yang direncanakan selesai tahun 2023, akibat Covid-19 direvisi selesai terbangun di tahun 2028. Nah itu, jangan sampai terjadi di proyek ini,” tuturnya.

Ia mengatakan, pandemi Covid-19 memang mempengaruhi seluruh sektor salah satunya konstruksi. Alhasil membuat proyek mengalami keterlambatan dan mengakibatkan pembengkakan biaya.

“DTKJ melihat justru langkah PMN (penyertaan modal negara) melalui PT KAI, adalah langkah taktis bangsa ini agar mayoritas saham perusahaan ini tetap dimiliki oleh BUMN kita, artinya merah putih harus tegak berdiri dan terdepan dalam proyek ini. Kan kita nggak pengin saham mayoritas proyek ini nanti dimiliki asing,” kata Haris.

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp