Dosen dan Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ajak Masyarakat Ngolah Limbah Organik
Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat menerapkan teknik komposting dalam mengolah sampah organik menjadi kompos yang berkualitas.
Konstruksi Media – Dosen dan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) menyelenggarakan sosialisasi tentang pengolahan limbah organik yang dapat dijadikan sebagai pupuk alami pada pertanian melalui pembuatan barel kompos di beberapa tempat dalam desa yang mudah diakses untuk setiap rumah tangga.
Hal ini upaya mendukung program peningkatan kesehatan lingkungan dan pengelolaan sampah berkelanjutan yang berlangsung di Gampong Luthu Lamweu, Kecamatan Sukamakmur, Aceh Besar.
Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan (PKM BPB) yang didanai dengan PNBP Universitas Syiah Kuala.
Program ini melibatkan tim pengabdi dari berbagai disiplin ilmu, yaitu dr. Tilaili Ibrahim, M. Kes, Sp.KKLP dari Ilmu Kesehatan Masyarakat, dr. Nurjannah, MPH., Ph.D, Sp.KKLP dari Ilmu Kesehatan Masyarakat, dan Sofyana, ST. MT dari Proses Industri Kimia.
dr. Nurjannah mengatakan pihaknya bekerjasama dalam upaya mengurangi volume sampah organik di desa guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Memanfaatkan sampah rumah tangga yang bersifat organik, contohnya seperti kulit buah, potongan sayur, dan juga daun kering untuk pembuatan kompos daripada hanya dibuang begitu saja tanpa pengolahan,” ujar Sofyana, ST. MT.
Dia menambahkan, tujuan pembuatan kompos sendiri menggunakan barel (tong) adalah untuk membantu masyarakat mengelola sampah organik mereka dengan lebih efisien. Dengan mengomposkan sisa makanan, daun, dan bahan organik lainnya, jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir bisa dikurangi secara signifikan.
“Kompos yang dihasilkan dari barel kompos dapat digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air. Ini sangat bermanfaat untuk pertanian dan kebun rumah tangga,” imbuhnya.
Barel kompos juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan dampaknya terhadap lingkungan. Edukasi ini dapat mendorong praktik ramah lingkungan lainnya.
Sementara itu, dr. Tilaili Ibrahim, M. Kes, Sp.KKLP menambahkan bahwa kompos bisa menjadi alternatif pengganti pupuk.
“Dengan membuat kompos sendiri, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang relatif mahal dan berbahaya karena dapat mencemari lingkungan. Kompos organik adalah alternatif yang lebih alami dan berkelanjutan,” tutur dr. Tilaili.
Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan ini juga melibatkan mahasiswa dari Fakultas Teknik dan seorang mahasiswa Fakultas MIPA, yaitu Miftahul Arzaq, Baitul Nura, Refilla Aulia, Afifah Nibras, Anisa Ulfikhairah, Desi Widyasari Harahap dan Fachrul Fedura.
Keterlibatan mahasiswa dalam program ini bertujuan untuk memberikan kontribusi nyata mahasiswa dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, serta menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dalam situasi nyata.
Program Pengabdian yang dirangkai dengan Program KKN-Tematik di Desa Luthu Lamweu ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah gampong dan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala melalui program Pekan Bakti Mahasiswa Teknik (PBMT) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FT USK.
Masyarakat sangat antusias dalam mengikuti program ini, dikarenakan pembuatan kompos menggunakan barel (tong) ini termasuk mudah untuk dilakukan. Saat ini pembuatan tong kompos dilakukan untuk masing-masing rumah yang bersedia menjadi anggota kelompok kompos, langkah selanjutnya adalah membuat tong kompos kolektif yang lebih besar yang dapat digunakan secara bersama-sama.
“Dengan adanya program ini masyarakat diharapkan dapat menerapkan teknik komposting di rumah untuk mengolah sampah organik menjadi kompos berkualitas yang dapat digunakan untuk menjaga lingkungan, memperbaiki kesuburan tanah dan tanaman, serta mendukung perekonomian masyarakat,” tutupnya.
Baca Juga :
- 21 Bank Berikan Persetujuan Restrukturisasi ke Waskita Karya, Segini Nilainya
- Kolaborasi PT PAL dengan ITS, Menuju Indonesia Emas 2045
- PUPR Targetkan Bangun 34 Proyek KPBU di 2025
- Dosen dan Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Ajak Masyarakat Ngolah Limbah Organik
- Langkah BP Tapera Dukung Kebijakan Pembiayaan Perumahan