
Konstruksi Media — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan komitmennya untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian ESDM, Sahid Junaidi mengatakan upaya ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam menghadapi krisis iklim dan transisi menuju energi bersih yang berkelanjutan.
Dia menambahkan, sebagai langkah konkret, Kementerian ESDM telah menerbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 10 Tahun 2025 yang memuat strategi pencapaian NZE secara terstruktur.
“Salah satu pilar utama dalam strategi tersebut adalah peningkatan efisiensi energi, yang berjalan beriringan dengan percepatan pembangunan pembangkit energi baru terbarukan (EBT),” ungkap Sahid kepada Konstruksi Media usai Seminar Nasional Green Building Council Indonesia (GBCI) di Senayan, Jakarta, (25/04/2025).
Dia menambahkan, efisiensi energi juga berkaitan erat dengan penerapan konsep bangunan hijau. Untuk itu, Kementerian ESDM aktif menjalin kerja sama lintas kementerian, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum (PU) serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) guna memperkuat implementasi bangunan hijau di seluruh Indonesia.

Dalam mendukung langkah efisiensi ini, Kementerian ESDM turut mendorong penerapan Sertifikat Manajemen Energi (SME) berbasis standar internasional ISO 50001.
‘Sertifikasi ini berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai seberapa besar penghematan energi yang berhasil dilakukan oleh suatu bangunan atau fasilitas,” jelas dia.
Sebagai bentuk regulasi yang lebih tegas, bangunan yang mengonsumsi energi sebesar 500 ton oil equivalent (toe) per tahun atau lebih diwajibkan untuk memiliki Sertifikat Manajemen Energi ISO 50001.
Langkah ini diharapkan mampu mempercepat transformasi sektor energi sekaligus menjadi bagian penting dalam agenda transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih hijau.