News

Dorong Efisiensi dan Lingkungan, Pemerintah Tegaskan Pentingnya Smart, Green, dan Healthy Building

Prinsip-prinsip green dan smart building akan menjadi kunci dalam menciptakan infrastruktur berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan.

Konstruksi Media Kementerian Pekerjaan Umum Ir. Diana Kusumastuti, MT (PU) menegaskan bahwa transformasi digital, efisiensi konstruksi, serta keberlanjutan lingkungan menjadi pilar utama dalam pembangunan infrastruktur nasional. Penegasan ini disampaikan dalam acara The 22nd Civil Engineering National Summit Universitas Indonesia (CENS-UI) yang digelar di Balai Purnomo Prawiro, Universitas Indonesia, Sabtu (24/5).

Wakil Menteri PU, Ir. Diana Kusmas Tuti, MT sepakat bahwa adopsi teknologi seperti Building Information Modeling (BIM), Lean Construction, serta prinsip-prinsip green dan smart building akan menjadi kunci dalam menciptakan infrastruktur berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan.

“Kalau dulu pembangunan infrastruktur itu cenderung memakan waktu dan biaya besar, kini kita dituntut untuk berbasis digital. Dengan BIM, kita dapat mengelola proyek dari perencanaan hingga pembongkaran dengan lebih efisien dan minim kesalahan,” jelas Diana.

CENS-UI
Wamen PU Diana Kusumastuti saat menjadi keynote speech di acara The 22nd CENS-UI

Green, Lean, dan Komitmen untuk Kota yang Sudah Terbangun

Menjawab tantangan pembangunan ramah lingkungan di kota-kota yang telah padat seperti Ubud, Diana menyampaikan pentingnya pendekatan bertahap yang mencakup perencanaan hijau (green design), konstruksi hijau (green construction), dan manajemen hijau (green management) secara berkelanjutan.

“Kita tidak bisa lagi hanya bicara green building. Harus dimulai dari green construction. Tata kelola lapangan, seperti pengelolaan air, sampah, dan lokasi material, juga harus rapi dan bersih,” ucap Diana.

Ia juga menekankan bahwa keberhasilan implementasi pembangunan hijau di wilayah urban bergantung pada komitmen pelaksana proyek. “Disiplin dan ketegasan dalam penerapan prinsip hijau itu sangat penting, bahkan harus ‘cerewet’ untuk memastikan semua dijalankan sesuai aturan.”

Baca juga: Wamen Diana: Infrastruktur Harus Inklusif, Setara, dan Ramah bagi Semua

Di kesempatan itu, Wamen Diana menekankan pentingnya retrofitting untuk bangunan eksisting guna menekan emisi karbon.

“Bangunan yang sudah berdiri tetap bisa kita ubah jadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Salah satunya dengan mengatur ulang sistem pencahayaan, pendingin udara, dan konsumsi listrik lainnya,” ujarnya.

Ia menambahkan, generasi muda memiliki peran krusial dalam membentuk ekosistem infrastruktur hijau menuju Indonesia Emas 2045. “Bekal utama kalian adalah penguasaan teknologi dan kesadaran lingkungan. Jadilah pemimpin masa depan yang tidak hanya cakap secara teknis, tapi juga peduli pada keberlanjutan.”

CENS-UI
Jumpa pers The 22nd CENS-UI

Smart, Green, dan Healthy Building sebagai Masa Depan Infrastruktur

Diskusi dalam forum tersebut menegaskan bahwa integrasi antara digitalisasi, efisiensi konstruksi (lean), prinsip hijau (green), dan keberpihakan pada kesehatan pengguna (healthy building) harus menjadi standar baru pembangunan infrastruktur.

Dengan target pengurangan emisi karbon pada 2030 dan komitmen menuju pembangunan berkelanjutan, pemerintah berharap seluruh pemangku kepentingan — mulai dari kontraktor, konsultan, hingga akademisi dan mahasiswa — dapat berkontribusi aktif dalam transformasi sektor konstruksi Indonesia.

“Bangunan masa depan bukan hanya tentang bentuk fisik, tapi juga tentang fungsi sosial, keberlanjutan lingkungan, dan efisiensi sumber daya,” tutup Diana. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp