
Konstruksi Media – Tantangan finansial masih menjadi penghalang utama bagi banyak mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Data Kementerian Pendidikan Tinggi Saintek mencatat bahwa lebih dari 350 ribu mahasiswa berhenti kuliah pada 2023, dengan mayoritas berasal dari perguruan tinggi swasta. Tren ini bukanlah hal baru—pada 2020, lebih dari 600 ribu mahasiswa terpaksa menghentikan studi mereka, dan hampir 80% berasal dari institusi swasta.
Tingginya angka putus kuliah tersebut mencerminkan tekanan ekonomi yang dihadapi keluarga Indonesia dalam mengakses pendidikan tinggi berkualitas. Padahal, pendidikan tinggi adalah kunci strategis dalam mencetak sumber daya manusia unggul menuju visi besar Generasi Emas Indonesia 2045.
Menjawab urgensi tersebut, berbagai pihak mulai menunjukkan kepedulian. Salah satunya adalah Deakin University Lancaster University Indonesia (DLI), kampus hasil kolaborasi dua institusi pendidikan global terkemuka. DLI mengambil langkah konkret melalui peluncuran program beasiswa sebagai upaya menghadirkan pendidikan berkualitas bertaraf internasional yang inklusif dan terjangkau di Indonesia.
Komitmen untuk Pendidikan Inklusif
Rektor DLI, Professor Greg Barton, menegaskan bahwa pendidikan tidak boleh menjadi privilese yang hanya bisa diakses segelintir orang.
“Pendidikan seharusnya menjadi hak, bukan privilese. Kami ingin memastikan bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang,” ujar Greg.
Dalam komitmen tersebut, DLI menawarkan sejumlah program beasiswa untuk calon mahasiswa baru yang akan memulai studi pada September 2025, dengan potongan biaya kuliah hingga 100%. Beasiswa ini dirancang tidak hanya untuk siswa berprestasi akademik, tetapi juga mereka yang aktif di bidang non-akademik seperti seni, olahraga, atau kegiatan sosial.
Ragam Beasiswa untuk Berbagai Potensi
Beberapa jenis beasiswa yang ditawarkan oleh DLI meliputi:
- Rector Scholarship
Beasiswa penuh untuk mahasiswa Indonesia yang menempuh program gelar ganda sarjana (dual degree). Syaratnya antara lain nilai rata-rata SMA kelas 12 minimal 90 dan aktif dalam kegiatan non-akademik. Seleksi dilakukan secara ketat melalui wawancara langsung dengan Rektor.
- Excellence Scholarship
Potongan biaya kuliah hingga 60%, diberikan otomatis kepada pelamar dengan nilai akhir SMA minimal 90, tanpa proses pengajuan terpisah.
- DLI Perdana Scholarship
Potongan biaya kuliah hingga 50% untuk mahasiswa Indonesia di program sarjana atau foundation, berdasarkan prestasi akademik sebelumnya.
- International Student Scholarship
Potongan 20% untuk mahasiswa dari luar Indonesia yang memenuhi kriteria akademik tertentu. Penilaian dilakukan otomatis saat pendaftaran.
- Early Acceptance Bursary
Tambahan potongan biaya sebesar 12% bagi calon mahasiswa yang menerima dan mengonfirmasi tawaran sebelum 31 Mei 2025.
Seluruh program beasiswa ini berlaku untuk jurusan Bisnis dan Teknologi Informasi (IT), dan hanya tersedia bagi mahasiswa yang mulai kuliah pada September 2025.
Buka Akses, Buka Peluang
DLI juga menyadari bahwa keterbatasan informasi sering menjadi penghalang bagi calon mahasiswa dan keluarganya. Oleh karena itu, kampus ini akan menggelar rangkaian kegiatan Application Day dan Info Session di berbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandung, serta acara Open House langsung di kampus Bandung selama Mei–Juni 2025.
Dalam kegiatan ini, peserta dapat berdiskusi langsung dengan perwakilan kampus, mengenal lebih dalam program dual degree yang ditawarkan, dan mendapatkan panduan lengkap mengenai proses pendaftaran serta peluang beasiswa.
“Dunia pendidikan seharusnya tidak membatasi siapa pun yang ingin berkembang. Melalui program beasiswa, kami ingin membantu lebih banyak orang mengejar impian mereka tanpa merasa terbebani biaya. Kami ingin membuka lebih banyak pintu—bukan hanya ke ruang kelas, tapi juga ke masa depan yang lebih luas,” tambah Greg Barton.
Menyiapkan Generasi Emas Indonesia
Dengan pendekatan kolaboratif dan inklusif, DLI menunjukkan bahwa pendidikan tinggi tidak harus mahal untuk bisa berkualitas. Melalui beasiswa dan komitmen menyediakan akses pendidikan bertaraf internasional di dalam negeri, DLI berharap dapat berkontribusi dalam membentuk generasi muda yang tangguh dan siap bersaing di panggung global.
“Pendidikan adalah prasyarat utama untuk membentuk Generasi Emas 2045. Kami percaya bahwa dengan membuka akses lebih luas, Indonesia dapat naik kelas di masa depan,” pungkas Greg. (***)