
Dirut KAI Didiek Hartantyo Raih Gelar Doktor UNS, Ungkap Peran Strategis Layanan dalam Kinerja Keuangan
Dengan desertasi mengenai keberlanjutan kinerja keuangan KAI sangat dipengaruhi oleh strategi manajemen layanan yang terstruktur dan berorientasi pada pelanggan.
Konstruksi Media – Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo resmi menyandang gelar Doktor Ilmu Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Prosesi wisuda digelar di Gedung Ki Hajar Dewantara, UNS Tower, Jumat (8/8/2025).
Dalam disertasinya, Didiek menegaskan bahwa keberlanjutan kinerja keuangan KAI sangat dipengaruhi oleh strategi manajemen layanan yang terstruktur dan berorientasi pada pelanggan.
“Penelitian ini adalah kontribusi akademik saya untuk memperkuat fondasi ilmiah dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan, terutama bagaimana kualitas layanan dapat menjadi pengungkit profitabilitas jangka panjang,” ujar Didiek.

Penelitian tersebut menggunakan pendekatan Vector Error Correction Model (VECM) untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor operasional—termasuk kepuasan pelanggan, ukuran perusahaan, pemanfaatan infrastruktur, ketepatan waktu, serta aspek keselamatan dan keamanan—terhadap kinerja keuangan KAI.
Hasilnya menunjukkan adanya hubungan kausalitas jangka panjang antara manajemen layanan dan kinerja keuangan. Dalam jangka pendek, ukuran perusahaan dan manajemen layanan memiliki pengaruh satu arah terhadap profitabilitas. Temuan ini menggarisbawahi bahwa peningkatan kualitas layanan tidak hanya berdampak pada kepuasan pelanggan, tetapi juga menjadi pendorong utama performa keuangan berkelanjutan.
Baca juga: KAI Hadirkan Refleksi Kepemimpinan dan Transformasi Lewat Bedah Buku “Masinis yang Melintasi Badai”
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengapresiasi pencapaian akademik ini. “Pak Didiek tidak hanya memimpin KAI melalui tantangan besar, termasuk pandemi, tetapi juga memberikan teladan kepemimpinan berbasis pengetahuan dan riset. Disertasi beliau mempertegas bahwa keputusan strategis perusahaan harus berdiri di atas fondasi data, analisis, dan keberpihakan pada pelayanan publik,” ujarnya.
Pandemi memang memberi tekanan besar bagi sektor transportasi, termasuk KAI, mulai dari penurunan volume penumpang, tantangan operasional, hingga ketidakpastian global. Namun di tengah tekanan itu, lahir kebijakan yang lebih tangguh dan adaptif. Riset ini pun menjadi pijakan ilmiah bagi transformasi KAI menuju model bisnis berkelanjutan.
Sejalan dengan riset tersebut, KAI terus memperkuat layanan berbasis umpan balik pelanggan. Salah satunya melalui penyediaan water station di sejumlah stasiun untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, sebagai bentuk komitmen pada kelestarian lingkungan.
“Banyak perbaikan yang kami lakukan hari ini lahir dari apa yang disampaikan langsung oleh pelanggan,” tutup Anne. (***)