Jembatan

Dijamin Tak Gempa, Jembatan Palopo Didesain Untuk Kendaraan Terberat 10 Ton

Konstruksi Media – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memastikan, konstruksi jembatan Palopo di Sulawesi Selatan tahan gempa.

Saat ini,Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah menyelesaikan tahap akhir konstruksi Jembatan tersebut.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) II.4 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Wido Kharisma mengatakan, sebelumnya telah dibangun jembatan gantung yang dapat dilalui kendaraan roda dua untuk mendukung lalu lintas sementara pasca bencana.

“Karena lebar longsor sekitar 60–70 meter, Ditjen Bina Marga memutuskan untuk membangun jembatan di lokasi jalan yang putus agar apabila terjadi hujan lebat dan longsor, tidak menutup akses jalan karena longsoran akan melewati kolong jembatan,” ujar Wido Kharisma dalam keterangan tertulis, Selasa (7/8/2021).

Menurutnya, konstruksi Jembatan Palopo sepanjang 100 meter dan lebar 7 meter menggunakan rangka baja berteknologi Lead Rubber Bearing (LRB) dengan seismic joint yang berguna meredam guncangan saat terjadi gempa.

Desain jembatan  diperuntukan untuk kendaraan dengan muatan sumbu terberat (MST) sebesar 10 ton.

“Saat ini progres konstruksi jembatan sudah mencapai 97% dan tinggal perbaikan dan kelengkapan minor saja. Semoga kondisi cuaca mendukung, karena kendala yang dihadapi adalah cuaca ekstrem,” katanya.

Dia mengatakan, kondisi di sekitar jembatan merupakan tebing-tebing tinggi sehingga bila hujan lebat rawan terjadi longsor.

Setelah konstruksi selesai, BBPJN Sulawesi Selatan akan melakukan uji beban terlebih dahulu bersama instansi terkait dikarenakan Jembatan Palopo termasuk dalam kriteria jembatan khusus dengan panjang bentang 100 meter.

Selanjutnya Jembatan Palopo dapat beroperasi untuk memperlancar arus distribusi logistik dan juga mobilitas masyarakat Sulawesi Selatan, khususnya Kota Palopo dan Kabupaten Toraja Utara.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, jembatan sepanjang 100 meter ini dibangun secara permanen sebagai upaya pemulihan konektivitas jalan poros utama penghubung Kota Palopo dengan Kabupaten Toraja Utara pasca bencana tanah longsor pada pertengahan tahun 2020 lalu.

Menurutnya, pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai tulang punggung pengembangan konektivitas antar-wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia. 

“Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Menteri Basuki.

Jembatan Palopo yang baru dibangun untuk menggantikan jembatan lama yang putus akibat tergerus tanah longsor. ***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button