Di Seminar Internasional PII, PJ Gubernur Adhy Ingin Jadikan Jatim Sebagai Surganya Investasi
Untuk mencapai industrialisasi berkelanjutan tersebut, pemerintah provinsi Jatim menjamin dalam memberikan kemudahan akses, perijinan berinvestasi.
Surabaya (Jawa Timur), Konstruksi Media — Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono menyebut negara tanpa insinyur (engineer) yang pasti akan rapuh. Hal tersebut disampaikan olehnya saat memberikan sambutan sekaligus membuka seminar internasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII) di Sheraton Hotel Surabaya, Jawa Timur, Senin, 02 Desember 2024.
Seminar tersebut mengangkat tema besar mengenai “Strategi Industrialisasi Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045”.
“Atas nama Pemerintah Kota Provinsi Jatim kami mengucapkan selamat datang di Bumi Majapahit, Kota Surabaya. Dan kami juga mengapresiasi penyelenggara seminar internasional PII kali ini dilaksanakan di Jatim,” kata dia mengawali sambutannya.
Adhy Karyono mengungkapkan bahwa sekarang ini banyak sekali kegiatan baik nasional maupun internasional dilaksanakan di Jatim.
Jatim saat ini kondisi ekonomi cukup baik, dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 4,91%. Dia mengatakan pertumbuhan ini turun sedikit dibandingkan di triwulan II yakni 4,98%. “Pertumbuhan ekonomi Jatim ini berkontribusi 14,4% untuk PDB Indonesia, dan 25,26% untuk PDB Pulau Jawa. Hal ini masih optimis dan kita sangat mendukung pertumbuhan ekonomi 8%, dan upaya paling besar adalah membuka keran investasi sebesar-besarnya di wilayah Jatim,” imbuhnya.
Dengan industri manufaktur sekitar 30%, membuat Jatim sebagai cikal bakal menjadi provinsi maju dan berkelanjutan. Bisa dibilang Jatim merupakan barometer sektor industrilisasi yang tersebar di 38 kita, dengan disparitas ekonomi yang sangat luar biasa.
Upaya mendukung strategi industrialisasi mencapai visi besar Indonesia Emas 2045, Jatim membuka lebar-lebar keran investasi dengan mempermudah perijinan.
“Kami mendorong bagaimana investasi dinjatim sebagai ‘Surga’ tentu dengan jumlah kawasan industri yang cukup besar seperti Kawasan Ekonomi Khusus, dan hari ini kita sudah mendapatkan kawasan industri halal, dan para investor sudah antri untuk membangun di kawasan halal di Sidoarjo. Kami akan memberi akses kemudahan untuk perijinan dan sebagainya,” papar dia menambahkan.
Maka dari itu, pihak optimis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sekitar 8%, dan Jatim menjadi wilayah yang bisa dikatakan sangat siap dalam mendukung target pemerintah tersebut. “Nasional (Indonesia) tanpa Jatim, tentu akan pincang. Kami berterima kasih PII menyelenggarakan kegiatan di Jatim, dan ini menjadi tonggak buat kami untuk bisa mengoptimalkan resources kami di keinsinyuran untuk bisa seoptimal mungkin memberikan kontribusi bagi akselerasi pembangunan di Jatim, khususnya industrilisasi berkelanjutan,” tuturnya.
Lebih jauh, dia berharap seminar internasional PII ini semoga dapat menghasilkan rekomendasi yang kuat terkait apa yang harus dilakukan untuk bisa mendukung industrialisasi berkelanjutan mencapai Indonesia Emas 2024,” papar dia menjelaskan.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum PII Dr. Ir. Danis Hidayat Sumadilaga, M.Eng. Sc, IPU, ACPE, APEC Eng, yang menyebutkan bahwa hasil seminar ini dapat memberikan rekomendasi strategis kepada pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Rekomendasi strategis yakni salah satunya infrastruktur, manajemen, kemudahan fiskal, perijinan dan sebagainya. Dari pelaku industri ada hal-hal yang substansial misalnya terkait dengan industri energi baru terbarukan, manufaktur dan lainnya yang mungkin bisa kita sampaikan rekomendasinya,” tutupnya.
Baca Juga :
- Dukung Asta Cita Prabowo, SIG Dorong Penggunaan Bata Interlock Presisi untuk Wujudkan 3 Juta Rumah
- Inilah Deretan Proyek Waskita Karya yang Diresmikan di 2024, dari Bendungan Temef hingga Terowongan Silaturahim
- Dukung Pendidikan Tinggi Bermutu, Hutama Karya Rampungkan Pembangunan 7 Gedung Universitas Malikussaleh
- AkzoNobel Luncurkan Dulux Colour of The Year 2025, True Joy: Warna Kuning Cerah yang Bawa Kebahagiaan
- ITS dan ASDP Perkuat Sinergi untuk Inovasi Kemaritiman Berkelanjutan