
Konstruksi Media – Kecerdasan buatan (AI) menjadi sorotan utama dalam pengembangan desain interior masa depan. Dalam presentasinya yang berjudul “Artificial Intelligence for Interior Design”, Deasi Dianasari, S.Sn., Bendahara Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII), memaparkan bagaimana teknologi AI kini bertransformasi menjadi mitra penting bagi para desainer.
Menurut Deasi, AI memiliki kemampuan untuk mengimitasi kecerdasan manusia melalui berbagai aplikasi, mulai dari pembuatan tata letak ruangan secara otomatis hingga analisis preferensi warna pengguna.
“Penggunaan AI dalam desain interior memungkinkan proses brainstorming menjadi lebih cepat, menawarkan ide-ide baru yang segar, dan meningkatkan efisiensi waktu serta biaya,” ujarnya di acara seminar Dalam seminar ‘Designer Talk: Paradima Baru dalam desain interior‘ yang digelar oleh Himpunan Desain Interior Indonesia (HDII) di Pameran Megabuild Indonesia 2025, Sabtu (26/4/2025).

Deasi juga menyoroti berbagai tantangan dalam desain interior tradisional, seperti lamanya proses perencanaan, kesulitan menerjemahkan ide ke dalam visual yang dapat dipahami, hingga biaya tinggi akibat revisi desain. Teknologi AI dinilai dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut dengan menghasilkan konsep desain, pemilihan material, dan perencanaan ruang yang lebih cepat dan akurat.
Namun, ia mengingatkan adanya risiko homogenitas dalam desain bila AI digunakan tanpa inovasi kreatif dari manusia. “Desain yang hanya bergantung pada AI tanpa sentuhan kreativitas, empati, dan nilai budaya manusia akan kehilangan kedalaman emosional,” kata Deasi. Ia juga menyinggung isu etika seperti perlunya keadilan dalam penggunaan data dan potensi masalah hak cipta dalam karya desain berbasis AI.
Ke depan, kolaborasi antara manusia dan AI dinilai menjadi kunci. “AI adalah alat, bukan pengganti. Desainer yang mampu memanfaatkan teknologi ini akan menjadi lebih unggul, produktif, dan mampu menciptakan desain yang lebih orisinal dan adaptif,” tutup Deasi.
Presentasi ini menjadi bagian dari upaya mendorong desainer interior Indonesia untuk siap beradaptasi dengan perubahan teknologi dan tetap mempertahankan keunikan serta nilai budaya lokal dalam setiap karyanya. (***)