Profil

D Viby Indrayana: Gara-gara Full Body Harness, Proyek Dihentikan

Sejak awal keterlibatan di sektor konstruksi, saya meyakini bahwa penerapan K3 merupakan Our Right dan harga mati.

Konstruksi Media – SALAM SAFETY IS OUR RIGHT. Perkenalkan nama saya Ir Desiderius Viby Indrayana, ST, MM, MT, IPU, ASEAN Eng, seorang praktisi yang telah menggeluti sektor jasa konstruksi Indonesia lebih dari 20 tahun. Saya berlatar belakang pendidikan teknik sipil dengan penekanan pada manajemen konstruksi khususnya pada sub bidang K3 Konstruksi.

Selama dua dekade berkecimpung di dunia konstruksi, tentu ada begitu banyak suka dan duka yang megiringi perjalanan sebagai warna kehidupan yang beranekaragam. Jalan tak selamanya mulus dan lurus. Ada saja batu kerikil menghadang dan berkelak-kelok. Tetapi semuanya itu dilalui dengan penuh rasa bersyukur dalam menjalaninya dengan rasa tulus penuh keikhlasan, Senin, (31/10/2022).

Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki tingkat risiko keselamatan tertinggi. Ada beragam faktor yang menjadi penyebabnya. Antara lain karena adanya kompleksitas pekerjaan, tingginya tingkat perubahan, dan adanya keterlibatan banyak pemangku kepentingan di dalamnya.

Karena itu sejak awal keterlibatan di sektor konstruksi, saya meyakini bahwa penerapan K3 merupakan OUR RIGHT dan HARGA MATI dalam dunia sektor konstruksi. Dan salah satu fakta yang tidak mungkin kita elakkan adalah adanya kondisi tingkat kematangan budaya keselamatan yang masih sangat rendah pada sektor konstruksi khususnya di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, yaitu baru berada pada level reaktif.

Bekerja selama lebih dari 20 tahun di sektor paling berbahaya tersebut pastilah juga telah banyak memunculkan pengalaman yang menarik terkait implementasi K3 Konstruksi. Salah satu kisah suka duka selama terjun di dunia K3 Konstruksi di Indonesia yang cukup berkesan dan tidak bisa dilupakan hingga saat ini adalah saat saya diminta memimpin sebuah Project Crash Program yaitu pembangunan Stadion Atletik Batu Canai, Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau.

Sebuah stadion artistik dengan skala nasional yang proses pembangunannya sangat digesa demi dapat segera digunakan untuk event Pekan Olah Raga Provinsi Riau pada tahun 2015. Salah satu pengalaman yang banyak mengajarkan kepada saya adalah bahwa potensi kerugian finansial proyek terkait K3 tidak semata-mata timbul akibat adanya biaya terkait kecelakaan kerja konstruksi dan atau penyakit akibat kerja konstruksi saja.

Baca Juga : Forum QHSE BUMN Diharapkan Jadi Lokomotif Keselamatan Konstruksi Indonesia

Ada hal-hal lain yang selama ini tidak menjadi prioritas utama perhatian yang akhirnya malah dapat menimbulkan efek domino yang substansional dan sangat merugikan secara finansial dan branding perusahaan.

Dengan tingkat urgenitas tinggi dari proyek ini, maka pekerjaan ini harus dikerjakan dengan full speed dan full effort serta melibatkan begitu banyak tenaga kerja kerja kontruksi, peralatan kerja konstruksi serta tingginya tingkat mobilitas dan demobilitas material dan peralatan konstruksi di dalamnya. Proyek ini sendiri mulai dilaksanakan pada pertengahan 2014 dan harus selesai sebelum berakhirnya tahun 2015.

Dengan tingginya aktivitas konstruksi tersebut maka otomatis menimbulkan tingginya potensi risiko pelaksanaan K3 konstruksi di lingkungan pelaksanaan kegiatan proyek tersebut.

Menyikapi hal itu maka dilakukanlah berbagai upaya dalam menjamin serta memastikan terjadinya keselamatan kerja namun tidak mengurangi kecepatan kerja di lapangan. Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan, kami senantiasa mengerahkan tim K3 untuk benar-benar melakukan kontrol dan patroli dalam rangka pemantauan pelaksanaan K3 di seluruh unsur kegiatan proyek tersebut.

Hal itu awalnya mampu berimbas positif pada pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan sehingga tidak terjadi adanya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja pada kegiatan proyek terkait.

Impian kami semua pada saat itu adalah dapat terselesaikannya proyek ini sekurang-kurangnya secara tepat waktu, tepat mutu serta tepat biaya serta terhindar dari adanya kerugian akibat penyakit akibat kerja maupun kecelakaan kerja konstruksinya.

Bulan-bulan awal pelaksanaan pekerjaan semua nampak aman dan terkendali dimana progres capaian kemajuan pekerjaan nampak cukup terkontrol dan laporan K3 bulanan di dinding direksikeet kami masih menunjukkan indikasi bertahannya kondisi zero accident dan hal ini tentunya sangat membanggakan sekaligus membahagiakan kami semua, mengingat proyek ini telah dikerjakan dengan durasi waktu pelaksanaan yang cukup singkat.

Di lain sisi luasnya cakupan pekerjaan dan tingginya kesulitan kerja dan kesulitan lingkungan kerjanya sangat menantang adrenalin keinsinyuran kami semua di lapangan.

Berdasarkan data yang ada di Kemenaker RI dinyatakan bahwa kegiatan proyek konstruksi telah sering menyebabkan banyak kecelakaan dan kematian di antara pekerja konstruksinya.

Banyak argumen yang menyatakan bahwa Safety leadership dalam proyek konstruksi berkontribusi langsung terhadap pencegahan penyakit dan kecelakaan kerja konstruksi. Untuk alasan itulah maka sikap leadership di lapangan sangat kami tekankan kepada para kepala sektor maupun penanggung jawab kegiatan di lapangan.

Namun ternyata dengan adanya sistem kerja yang menggunakan sistem tiga shift kadang memungkinkan adanya kelalaian dan kurang kewaspadaan dari tim K3 di lapangan secara komprehensif disamping jumlah tim K3 terlalu sedikit sehingga tim tersebut harus bergiliran patroli pengawasan dua hingga tiga shift ditambah lagi kondisi lokasi yang meluas membuat tingkat kewaspadaan kawasan yang kurang kuat di lapangan.

Hal ini lah yang nampaknya kurang menjadi perhatian utama kami saat itu ditambah kurangnya leadership di lapangan akibat beberapa pimpinan sektor kerja tidak benar-benar ada di lapangan saat dilaksanakannya tiga shift kerja.

Memang benar potensi delay project dan kerugian finansial dapat dicegah melalui tindakan-tindakan pengendalian risiko kecelakaan kerja namun di lain sisi ada kejadian lain yang di luar prediksi kami akan menimbulkan extra cost sebagai akibat kelalaian kecil penerapan K3 di proyek. (Hasanuddin/bersambung)….

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp