GedungHeadlineINFONewsPropertiPROPERTY

Colliers: Pasar Properti Jakarta Masih Tertahan, Bali Hadapi Kompetisi Ketat dari Vietnam

Sektor properti komersial di Jakarta dan Bali menunjukkan tren pemulihan yang perlahan

Konstruksi Media — Laporan terbaru dari Colliers Indonesia mencatat bahwa sektor properti komersial di Jakarta dan Bali menunjukkan tren pemulihan yang perlahan pada kuartal pertama tahun 2025, meskipun masih diwarnai berbagai tantangan struktural dan eksternal. Sementara itu, sektor pariwisata di Bali harus menghadapi persaingan ketat dari negara tetangga seperti Vietnam, yang kini mencatat jumlah kunjungan wisatawan asing yang lebih tinggi dibanding Indonesia.

Kantor: Pasokan Baru Terbatas, Hunian Mulai Meningkat

Colliers mencatat bahwa tidak ada pasokan baru ruang kantor di Jakarta pada Q1 2025. Total pasokan kumulatif tetap di angka 11,2 juta m², dengan rincian 7,4 juta m² di kawasan pusat bisnis (CBD) dan 3,8 juta m² di luar CBD. Tingkat hunian di CBD menunjukkan peningkatan moderat menjadi 74,5%, didorong oleh fleksibilitas pemilik gedung dalam menawarkan unit lebih kecil dan kompetitif.

Meskipun tarif sewa kantor masih stabil di Q1 2025 (Rp 221.081/m² di CBD dan Rp 160.189/m² di luar CBD), Colliers memperkirakan adanya kenaikan ringan 2–3% hingga akhir tahun, seiring dengan naiknya kepercayaan pemilik gedung terhadap kinerja hunian.

Ritel: Mal Baru Hadir di Jakarta dan Bekasi, Hunian Masih Lambat

Agora Mall di kawasan Thamrin dan Living World Grand Wisata di Bekasi menambah total pasokan ritel Jakarta menjadi 4,95 juta m² dan BoDeTaBek menjadi 3,27 juta m². Namun, tingkat hunian pusat perbelanjaan masih stagnan, masing-masing di angka 74% (Jakarta) dan 69% (BoDeTaBek).

Meskipun begitu, tarif sewa ritel diprediksi meningkat hingga 5–7% per tahun hingga 2028, khususnya di pusat perbelanjaan kelas menengah atas dengan performa stabil.

Apartemen: Fokus di Jakarta Selatan, Minat Masih Didominasi Proyek Eksisting

Sebanyak dua proyek apartemen baru rampung di Jakarta Selatan, menambah 708 unit. Namun, pasar apartemen strata masih lesu, dengan yield sewa yang stagnan di sekitar 4%, kalah bersaing dengan obligasi dan deposito. Tingkat hunian apartemen servis bahkan turun drastis menjadi 56,8% akibat efisiensi anggaran pemerintah.

Harga jual apartemen naik tipis 0,1% secara kuartalan, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi di Jakarta Selatan. Proyeksi harga naik 1–2% per tahun hingga 2027.

Hotel: Performa Jakarta dan Bali Terkoreksi, Efisiensi Pemerintah Jadi Tantangan

Di Jakarta, Q1 2025 menjadi periode yang lambat untuk sektor perhotelan. Efisiensi pemerintah serta Ramadan yang jatuh penuh di bulan Maret berdampak negatif pada okupansi hotel. Survei PHRI-Horwath menunjukkan bahwa 46% hotel mencatat penurunan kinerja yang “jauh lebih buruk” dibanding bulan sebelumnya, sejak penerapan Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2025.

Sementara itu, Bali menghadapi tantangan besar akibat daya beli domestik yang menurun dan harga tiket pesawat domestik yang lebih mahal dari penerbangan ke luar negeri. Meskipun beberapa hotel baru beroperasi, tingkat kompetisi dengan properti informal seperti vila dan rumah sewa terus meningkat.

Lebih dari itu, data menunjukkan bahwa jumlah wisatawan asing ke Vietnam telah melampaui Indonesia: 17,5 juta wisatawan ke Vietnam dibanding 13,9 juta ke Indonesia sepanjang 2024. Pasar wisatawan China dan Korea, yang penting untuk Bali, juga menunjukkan ketertinggalan signifikan dibanding Vietnam. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp