Pembiayaan

Butuh Suntikan Hingga Rp4,5 Triliun, Bank MNC Klaim Investor Strategis Siap Gabung

Konstruksi Media – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 31 Agustus 2021 telah mengeluarkan pernyataan efektif terkait penerbitan saham baru untuk menambah modal pada PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).

Presiden Direktur MNC Kapital Indonesia Wito Mailoa menyebutkan, dengan harga eksekusi HMETD sebesar Rp 318 per saham, Bank MNC menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 4,5 triliun.

Wito mengatakan, bakal ada investor masuk ke perusahaan tempatnya bernaung yang berminat membeli saham tersebut. “Ada investor strategis yang akan masuk melalui private placement,” ujar Wito dikutip pada Jumat (3/9/2021).

Bank MNC berencana menambah modal dengan target penerbitan 14,23 miliar saham seri B atau setara 33,33% dari total modal. Rasio hak pemilik saham lama adalah 2:1, di mana dua saham lama akan mendapatkan satu saham baru.

Berdasarkan surat pernyataan tanggal 24 Agustus 2021, MNC Kapital Indonesia akan melaksanakan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) yang dimilikinya sebanyak Rp 199,99 miliar atau setara dengan 628,93 lembar saham.

MNC Kapital selaku pemegang saham utama, kata Wito, tidak akan melaksanakan sisa haknya sebanyak 5,75 miliar lembar dan tidak akan mengalihkan HMETD. Dana tersebut rencananya digunakan untuk sejumlah kegiatan, salah satunya memperkuat struktur permodalan Bank MNC.

“Manajemen berencana menggunakan dana tersebut untuk memperluas kapasitas pinjaman Bank MNC secara digital,” katanya.

“Dengan memperluas kapasitas tersebut, manajemen ingin melakukan akuisisi pengguna untuk mendukung pertumbuhan bisnis,” sambungnya.

Dana segar ini, lanjut Wito, juga ditujukan untuk mendukung pengembangan aplikasi MotionBanking milik Bank MNC. Seperti pengembangan kemampuan penilaian kredit berbasis AI dan integrasi MotionPay, MotionWallet, MotionVisa, MotionMastercard, MotionInsure, MotionTrade, MotionCredit, dan solusi fintech terkait lainnya ke dalam ekosistem perbankan Motion.

“Pada harga saat ini, rasio harga dibandingkan nilai buku alias price to book value (PBV) pasca-HMETD akan berada pada 2,79 kali. Artinya, PBV Bank MNC turun dibandingkan 7,41 kali pada penutupan perdagangan 31 Agustus 2021 di harga Rp 444 per saham,” jelasnya.

Wito mengatakan, terkait harga pelaksanaan rights issue yang di bawah harga pasar, hal itu dinilai justru akan menguntungkan pemegang saham. Menurutnya, valuasi tersebut cukup murah dibandingkan dengan bank digital lainnya di Indonesia.

“Sehingga memberikan investor kesempatan untuk memulai bersama dengan agenda pertumbuhan bisnis dengan peningkatan ke depan yang signifikan,” katanya.

Wito optimistis pasar menyambut positif aksi korporasi pelaksanaan rights issue Bank MNC tersebut, dimana MNC Kapital akan menyerap sebagian saham. Ditambah lagi, ada investor strategis yang akan masuk Bank MNC.

Direktur Bank MNC Teddy Tee mengatakan, dengan open application programming interface (API), Bank MNC berencana untuk mengintegrasikan semua kemampuan digital Motion Technology. Termasuk aplikasi perdagangan saham, manajemen kekayaan, asuransi, pinjaman P2P, dan solusi lain.

“Ini sedang dikembangkan ke dalam MotionBanking, untuk menjadikannya aplikasi solusi keuangan digital satu atap,” kata Teddy.***

Artikel Terkait

Leave a Reply

Back to top button