AsosiasiHeadlineINFONews

BK Sipil PII Dorong Insinyur Indonesia “Future Ready” untuk Transformasi Infrastruktur Berkelanjutan

Seminar Nasional bertema “Future-Ready Civil Engineering: Transformasi Infrastruktur yang Berkelanjutan dan Resilien”

Konstruksi Media – Ketua Badan Kejuruan Sipil Persatuan Insinyur Indonesia (BK Sipil PII) Ir. Habibie Razak Habibie menegaskan, peran insinyur sipil sangat vital dalam proyek strategis nasional, termasuk program pemerintah seperti pembangunan 3 juta rumah, pengembangan kawasan permukiman, hingga sekolah rakyat dan dapur bergizi.

Hal ini dikatakannya saat Seminar Nasional bertema “Future-Ready Civil Engineering: Transformasi Infrastruktur yang Berkelanjutan dan Resilien” di Hotel Artotel, Senayan, Sabtu (9/7/2025).

“Tidak mungkin program ini berjalan tanpa keterlibatan signifikan insinyur sipil, bahkan banyak yang memimpin sebagai project director atau team leader,” katanya.

BK Sipil juga memperluas jangkauan pengurus hingga ke daerah-daerah, mulai dari Papua hingga Aceh, untuk memastikan pemerataan kontribusi dan pendampingan pembangunan di wilayah masing-masing.

Selain itu, organisasi ini aktif mendorong generasi muda, khususnya mahasiswa teknik dan siswa SMA, agar tertarik dan konsisten menekuni profesi keinsinyuran melalui program Civil Engineers Goes to Campus dan kerja sama dengan Forum Insinyur Muda PII.

Habibie mengakui, salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya remunerasi awal bagi lulusan teknik dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Kondisi ini membuat banyak lulusan teknik memilih beralih profesi, bahkan menjadi content creator. BK Sipil berencana melakukan salary benchmarking internasional untuk merumuskan rekomendasi resmi kepada pemerintah terkait penyesuaian remunerasi insinyur.

Pelantikan Pengurus BK Sipil
Seminar Nasional bertema “Future-Ready Civil Engineering: Transformasi Infrastruktur yang Berkelanjutan dan Resilien”

“Kalau entry level tidak diperbaiki, yakin dan percaya semakin sedikit yang mau masuk sektor konstruksi. Kita harus pastikan hak dan kewajiban insinyur seimbang, serta menutup kesenjangan kompetensi agar mereka siap terjun ke lapangan tanpa perlu banyak pembinaan tambahan,” tegas Habibie.

Dengan arah kebijakan tersebut, BK Sipil PII menargetkan kontribusi signifikan dalam tiga tonggak penting pembangunan nasional: Making Indonesia 4.0 (2030), Golden Indonesia 2045, dan Indonesia Net Zero Emission 2060.

Sebelum acara seminar nasional, Habibie juga melantik 254 pengurus pusat BK Sipil masa bakti 2025–2028.

Di kesempatan itu, Habibie Razak menyatakan bahwa pelantikan kali ini menjadi momentum memperkuat peran insinyur sipil Indonesia dalam menjawab tantangan pembangunan nasional maupun global.

“Kita berharap insinyur Indonesia selalu future ready, siap memberikan kontribusi positif dan nilai tambah pada berbagai sektor pembangunan nasional,” ujarnya.

Baca juga: BK Sipil PII Kukuhkan 254 Pengurus Baru, Dorong Insinyur Sipil Siap Hadapi Tantangan Masa Depan

Menurut Habibie, BK Sipil tidak hanya berperan dalam menerbitkan sertifikasi insinyur profesional, tetapi juga memastikan peningkatan kompetensi dan profesionalisme anggotanya agar mampu bersaing di tingkat internasional.

Struktur kepengurusan BK Sipil dibagi dalam empat sektor strategis, yakni energi; transportasi; keairan dan lingkungan; serta lingkungan terbangun, masing-masing dengan subsektor khusus.

Ia mencontohkan peran insinyur sipil di sektor energi yang kerap disalahpahami.

“Banyak yang mengira proyek energi hanya milik insinyur elektro atau mesin. Padahal, proyek seperti PLTS Terapung membutuhkan keahlian insinyur sipil, mulai dari perencanaan anchoring, sistem mooring, hingga manajemen proyek,” jelasnya.

Habibie menegaskan, peran insinyur sipil sangat vital dalam proyek strategis nasional, termasuk program pemerintah seperti pembangunan 3 juta rumah, pengembangan kawasan permukiman, hingga sekolah rakyat dan dapur bergizi.

“Tidak mungkin program ini berjalan tanpa keterlibatan signifikan insinyur sipil, bahkan banyak yang memimpin sebagai project director atau team leader,” katanya.

Pelantikan Pengurus BK Sipil
Seminar Nasional bertema “Future-Ready Civil Engineering: Transformasi Infrastruktur yang Berkelanjutan dan Resilien”

BK Sipil juga memperluas jangkauan pengurus hingga ke daerah-daerah, mulai dari Papua hingga Aceh, untuk memastikan pemerataan kontribusi dan pendampingan pembangunan di wilayah masing-masing.

Selain itu, organisasi ini aktif mendorong generasi muda, khususnya mahasiswa teknik dan siswa SMA, agar tertarik dan konsisten menekuni profesi keinsinyuran melalui program Civil Engineers Goes to Campus dan kerja sama dengan Forum Insinyur Muda PII.

Habibie mengakui, salah satu tantangan terbesar adalah rendahnya remunerasi awal bagi lulusan teknik dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Kondisi ini membuat banyak lulusan teknik memilih beralih profesi, bahkan menjadi content creator.

BK Sipil berencana melakukan salary benchmarking internasional untuk merumuskan rekomendasi resmi kepada pemerintah terkait penyesuaian remunerasi insinyur.

“Kalau entry level tidak diperbaiki, yakin dan percaya semakin sedikit yang mau masuk sektor konstruksi. Kita harus pastikan hak dan kewajiban insinyur seimbang, serta menutup kesenjangan kompetensi agar mereka siap terjun ke lapangan tanpa perlu banyak pembinaan tambahan,” tegas Habibie.

Dengan arah kebijakan tersebut, BK Sipil PII menargetkan kontribusi signifikan dalam tiga tonggak penting pembangunan nasional: Making Indonesia 4.0 (2030), Golden Indonesia 2045, dan Indonesia Net Zero Emission 2060. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp