HeadlineNewsPembiayaanPerumahan

Beli Apartemen Proyek Qatar Bisa Lewat KPR BTN, Targetkan 100 Ribu Unit untuk MBR

Diharapkan proyek ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan backlog perumahan

Konstruksi Media– Masyarakat Indonesia kini memiliki opsi baru untuk membeli apartemen hasil investasi Qatar melalui skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN. Portal KPR khusus yang diberi nama Al Qilaa akan diluncurkan BTN pada kuartal III-2025 dan tersedia di seluruh kantor cabang BTN.

Direktur Utama BTN, Nixon L. Napitupulu, mengatakan proses seleksi calon pembeli akan mengikuti ketentuan KPR subsidi dan non-subsidi yang berlaku. Ia berharap proyek ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan backlog perumahan, pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja, serta mempererat hubungan ekonomi Indonesia dan Qatar.

“Rumahnya sudah kami diskusikan. Ada tipe studio, satu kamar tidur, dua kamar tidur—ini semua menyasar segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Untuk tiga kamar tidur sudah masuk kategori menengah,” jelas Nixon.

Baca juga: Kuota KPR FLPP Capai 350 Ribu Unit, Menteri PKP Apresiasi BTN sebagai Penyalur Terbesar

Proyek apartemen ini digarap oleh PT Al Qilaa International Indonesia, perusahaan yang didukung langsung oleh investor asal Qatar. Sekretaris Jenderal Dewan Keluarga Kerajaan Qatar, Syekh Abdul Aziz Abdul Rahman Hassan Al-Thani, menyampaikan bahwa pihaknya menggelontorkan dana sekitar US$2,5 miliar atau setara Rp40 triliun untuk membangun 50.000 unit rumah pada tahap pertama. “Setelah itu kami akan lanjutkan ke fase kedua dengan target tambahan 50.000 unit,” ujarnya.

Meski belum merinci kisaran harga, Syekh Abdul Aziz menyebut saat ini pihaknya tengah menyiapkan dokumen pembangunan dan menargetkan penyelesaian proyek dalam waktu dua tahun.

Ketua Satuan Tugas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo, menambahkan bahwa proyek ini akan memanfaatkan lahan milik pemerintah atau BUMN agar harga tetap terjangkau. “Kita punya sekitar 800 BUMN di Indonesia. Tidak semuanya punya lahan, tapi sebagian besar memiliki. Itu akan dioptimalkan,” katanya.

Beberapa lahan BUMN yang akan digunakan antara lain milik KAI, Perumnas, Pertamina, RRI, dan PTPN. Adapun pihak pengembang dalam proyek ini adalah konsorsium China Communications Construction Company (CCCC) bersama PT Risjadson Land. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp