News

Batam Jadi Kota Percontohan Transisi Energi Bangunan di Indonesia

Proyek SETI dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE)

Konstruksi Media — Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, resmi ditetapkan sebagai kota percontohan nasional untuk transisi energi di sektor bangunan gedung. Penetapan ini merupakan bagian dari proyek Sustainable Energy Transition in Indonesia (SETI), program kerja sama bilateral antara pemerintah Indonesia dan Jerman.

Proyek SETI dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, bersama konsorsium yang terdiri dari GIZ, IESR, WRI, dan CERAH, serta didukung oleh pemerintah Jerman. Proyek ini dijadwalkan berlangsung hingga 2028, dengan fokus pada konservasi energi dan pemanfaatan energi terbarukan di bangunan pemerintah, komersial, hingga residensial.

Batam Dinilai Siap dan Berpotensi

Sekretaris Direktorat Jenderal EBTKE, Sahid Junaidi, menyebut Batam terpilih karena memiliki keunggulan dalam sumber daya manusia, konsumsi listrik yang tinggi, potensi energi terbarukan, serta komitmen terhadap inisiatif hijau.

“Dekarbonisasi dan pertumbuhan ekonomi dapat berjalan seiring. Kami berharap Batam menjadi kota madani, modern, dan berkelanjutan,” ujarnya saat Kick-off Proyek SETI di Batam, Rabu (25/6).

Fokus proyek SETI di sektor bangunan meliputi penyusunan strategi dekarbonisasi, pelaksanaan proyek percontohan, serta pengembangan model yang bisa direplikasi secara nasional.

“Langkah ini penting untuk masa depan energi Indonesia yang berkelanjutan, sekaligus sebagai referensi kebijakan bagi kota-kota lain,” tambah Sahid.

Baca juga: BP Batam Tetapkan Target Investasi Rp60 Triliun pada Tahun 2025

Dukungan dari Pemerintah Daerah dan Mitra Global

Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah I Kementerian Dalam Negeri, Edison Siagian, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan sinkronisasi kebijakan pusat-daerah dalam mendukung transisi energi yang inklusif dan berkelanjutan.

Sementara itu, Direktur Program Energi GIZ, Lisa Tinschert, menyatakan komitmennya mendampingi Batam dalam proses dekarbonisasi bangunan melalui studi teknis, pelatihan, serta pengembangan jejaring energi urban.

“Batam memiliki daya tarik khusus: zona industri, pertumbuhan data center, dan kedekatan dengan Singapura ini menciptakan kebutuhan energi tinggi dan sekaligus potensi kuat untuk transformasi hijau,” jelas Lisa.

Pemkot Batam Siap Jadi Pelopor

Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid, menyambut baik penunjukan Batam sebagai kota percontohan dekarbonisasi sektor bangunan di wilayah perkotaan.

“Transisi energi akan membuka peluang investasi baru, menciptakan lapangan kerja hijau, dan meningkatkan kualitas hidup warga melalui pasokan energi yang andal dan terjangkau,” ujarnya.

Berdasarkan data SETI, Batam memiliki lebih dari 269.000 gedung, dengan komposisi sekitar 91% bangunan residensial, 1% bangunan sosial, dan sisanya bangunan bisnis dan pemerintah. (***)

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp