News

BASF, Eramet, dan Volkswagen siap Tanamkan Investasi di Indonesia

Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, ketiga perusahaan asal eropa tersebut menyatakan kesiapannya untuk berinvestasi di Indonesia.

Konstruksi Media – Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bisnis dengan tiga pemimpin perusahaan Eropa di Hotel Kastens Luisenhoff, Hannover, Jerman beberapa waktu lalu dalam gelaran Hannover Messe 2023.

Jokowi menyebut tiga perusahaan tersebut adalah BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo, menyatakan kesiapannya untuk menanamkan modal di Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Investasi/Kepala BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) Bahlil Lahadalia, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretariat Kabinet Pramono Anung, dna lainnya.

Dalam keterangannya, Menteri Bahlil menyampaikan dalam pertemuan tersebut pemimpin perusahaan BASF menyampaikan secara langsung bahwa pihaknya akan melakukan investasi dalam pembangunan ekosistem baterai mobil di Maluku Utara.

“BASF menyampaikan secara langsung minat investasinya kepada Bapak Presiden Jokowi untuk melakukan investasi di Maluku Utara dalam rangka pembangunan ekosistem baterai mobil yang kurang lebih investasinya sekitar USD 2,6 miliar,” terang Bahlil, Selasa, (18/4/2023).

Baca Juga : Kembangkan Teknologi Hijau, Indonesia Siap Kolaborasi di Tingkat Global

Dia menambahkan, nantinya, BASF akan bekerja sama dengan perusahaan Prancis (Eramet) untuk menciptakan ekosistem tersebut dengan menerapkan praktik usaha yang memperhatikan ESG (Environment, Social and Government) lingkungan dan menggunakan energi hijau.

“Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini,” terang  Bahlil.

Bahlil melanjutkan, sementara perusahaan Volkswagen melalui PowerCo akan membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia dengan bekerjasama bersama sejumlah perusahaan termasuk perusahaan nasional.

Hal ini merupakan momentum yang tepat untuk menunjukkan bahwa Indonesia secara terbuka memberikan peluang investasi kepada perusahaan di seluruh dunia.

“Ini sebagai bentuk investasi yang inklusif dan sekaligus untuk menganulir cara pikir orang bahwa seolah-olah pengelolaan tambang kita di Indonesia tidak memperhatikan kaidah-kaidah yang ada pada standar internasional,” beber Bahlil.

Baca Artikel Selanjutnya :

Artikel Terkait

Back to top button