Bangun Kawasan Industri Hijau, Luhut: Indonesia Superpower dalam EBT
Konstruksi Media – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan Indonesia akan menjadi negara superpower dalam energi baru terbarukan (EBT). Hal ini diungkapkan Luhut saat mendampingi Presiden Joko Widodo dalam groundbreaking Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).
Kawasan industri hijau ini akan menggunakan sumber EBT yang merupakan hasil kerja sama investasi antara Indonesia bersama China dan Uni Emirat Arab (UEA).
“Indonesia bisa menjadi superpower dalam energi hijau. Mengapa saya berkata demikian? Karena Indonesia menyimpan potensi besar yang dibutuhkan bumi ini terutama negara-negara maju dalam menahan laju perubahan iklim,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan dalam akun facebook-nya, Rabu (22/12/2021).
- LEMKRA Luncurkan Aplikasi L PRO, Solusi Membutuhkan Jasa Bangunan Profesional
- Kuntjara, Direktur Utama WIKA Beton, Raih Penghargaan sebagai Best CEO 2024
- Lemkra Resmikan Training Center untuk Aplikator Bangunan di Cirebon
Menurutnya, Kawasan Industri Hijau di Indonesia yang akan dibangun di atas lahan seluas 16.528 hektar. Dalam kesempatan itu, Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan sejumlah keunikan karena dibangun di Provinsi yang terbaru di Indonesia yaitu Kalimantan Utara tepatnya di Tanjung Palas Timur.
“Ratusan km dari lokasi calon Ibukota Negara baru yang juga akan berlokasi di Borneo. Kawasan Industri ini juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN),” katanya.
Kawasan Industri Hijau ini, kata Luhut, juga akan menjadi kawasan residensial, bisnis, dan pariwisata dengan konsep “modern and smart living”. Nantinya, seluruh fasilitas penunjang masyarakat yang dibangun tersebut saling terintegrasi.
“Dunia perlu melihat bahwa menggerakkan roda perekonomian sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia bukanlah hal yang mustahil. Now, we’re building it in Indonesia,” jelasnya.
Dengan konsep modern itu, tegasnya, komitmen investasi di Kawasan Industri Hijau itu sudah mencapai US$ 130 miliar.
Nantinya, ucap Luhut, Kawasan Industri Hijau ini akan menciptakan produk energi hijau yang mampu bersaing di pasar global dengan mengutamakan proses industri berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Seperti solar panel, green aluminium smelter dan manufacture industry, didukung oleh potensi sumber daya yang besar untuk energi terbarukan sumber energi yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dan juga solar panel sebagai sumber penyedia listrik untuk kawasan,” jelasnya.
Menurutnya, kawasan industri ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 100 ribu orang pada tahap konstruksi nya. Sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat terutama penduduk sekitar semakin meningkat. ***