Bangun Jalan Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Raup Laba Bersih Rp34 Miliar
Hasil kerjasama investasi ini digunakan untuk menurunkan outstanding pinjaman atas penugasan pengusahaan JTTS hingga 45%.
Konstruksi Media – PT Hutama Karya (Persero) mencatat pertumbuhan pendapatan yang stabil selama empat tahun terakhir dengan rata-rata pendapatan sebesar Rp23,6 triliun. Pada Triwulan III tahun 2023 perusahaan meraup laba bersih senilai Rp34 miliar atau tumbuh sebesar 203,29% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy) masih membukukan rugi Rp-992 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, hingga Triwulan III tahun 2023, aset Hutama Karya meningkat dimana mencapai nilai sebesar Rp140,86 triliun dengan rata-rata pertumbuhan selama 4 tahun sebesar 24,75%. Peningkatan ini menjadikan HK sebagai salah satu dari sepuluh BUMN terbesar saat ini berdasarkan total aset.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo mengatakan, penugasan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) menjadi salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan eksponensial baik pada sisi aset maupun ekuitas perusahaan.
Baca juga: Empat Tahun Hutama Karya Akselerasi Transformasi Digital
Menurut dia, meski sempat dihadapkan dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang berdampak pada perlambatan di sektor konstruksi baik dari sisi penyelesaian proyek maupun ketersediaan proyek baru, namun Hutama Karya berhasil survive dengan penerapan sejumlah strategi.
“Langkah penyehatan termasuk didalamnya restrukturisasi keuangan melalui penurunan hutang berbunga menjadi salah satu strategi kunci yang kami lakukan, selain perolehan Penyertaan Modal Negara (PMN). Di samping itu, dalam 4 tahun terakhir, kami juga melakukan realignment portofolio bisnis untuk meningkatkan efisiensi, serta melakukan restrukturisasi lainnya yang mencakup perbaikan tata kelola perusahaan, optimalisasi manajemen risiko, dan transformasi teknologi secara berkelanjutan,” ujar Tjahjo.
Ia mengatakan, selama tahun 2022 hingga 2023, Hutama Karya juga berhasil merealisasikan kerjasama investasi dua ruas JTTS yakni Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (BakTer) dan Tol Medan-Binjai (MeBi) dengan Indonesia Investment Authority (INA), dengan nilai transaksi Rp20,55 Triliun.
“Hasil kerjasama investasi ini digunakan untuk menurunkan outstanding pinjaman atas penugasan pengusahaan JTTS hingga 45%. Dengan turunnya outstanding pinjaman tersebut, maka beban keuangan yang ditanggung oleh Hutama Karya akan berkurang, sehingga akan memperbaiki kinerja keuangan perusahaan untuk tahun ini dan kedepannya,” jelas Tjahjo.
Baca juga: Satu Dekade Hutama Karya Garap Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Dari sisi ekuitas, kata dia, dalam 4 tahun terakhir mengalami pertumbuhan hingga 61,11% yang mayoritas berasal dari PMN dengan total nilai kumulatif per Semester I 2023 tercatat sebesar Rp83,658 triliun. Sementara keberhasilan dalam menurunkan utang juga terlihat dari penurunan liabilitas sebesar 7,32% (CAGR 4 Tahun) dan posisi liabilitas perusahaan per Semester I 2023 saat ini tercatat sebesar Rp54,95 triliun.
Dari sejumlah upaya yang dilakukan, strategi PMN dan kerjasama investasi menjadi dua strategi yang memberikan dampak signifikan pada langkah penyehatan keuangan perusahaan seiring dengan upaya memenuhi mandat pemerintah atas pembangunan JTTS. Kedua strategi ini efektif dalam mempertahankan likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
Pada tahun 2022, Hutama Karya juga menempati posisi pertama BUMN Karya dengan nilai aset dan ekuitas terbesar diikuti dengan pertumbuhan CAGR 5 tahun tertinggi dari 5 BUMN Karya yang lain.
“Sejumlah pencapaian Hutama Karya ini tak lepas dari peran Menteri BUMN dan Kementerian BUMN selaku pemegang saham dalam mendukung upaya creative financing yang dilakukan perusahaan seperti pengajuan dan pengoptimalisasian PMN, hingga kerjasama investasi,” ujar Tjahjo.
Selain upaya penyehatan keuangan yang dilakukan secara berkala, dalam 4 tahun terakhir, Hutama Karya juga melakukan investasi dengan mengakuisisi PT Petronesia Benimel dan PT Bhirawa Steel. Lewat investasi tersebut, Hutama Karya mendapatkan manfaat tambahan dari vertical integration business hulu ke hilir seperti memastikan ketersediaan material untuk utamanya percepatan penyelesaian JTTS.
Baca juga: Progres Pembangunan Bendungan Ameroro Garapan Hutama Karya
Sementara itu hingga akhir tahun 2023, Hutama Karya masih optimis mencatatkan laba bersih dan mengejar perolehan sejumlah kontrak baru. Hingga tahun 2024 mendatang proyek-proyek baru di IKN serta penyelesaian JTTS Tahap 1 akan menjadi fokus utama perusahaan.
Dari sisi tata kelola, perusahaan juga akan fokus dalam memperbaiki mismatch antara utang dan piutang dengan selektif memilih proyek-proyek yang benar-benar menguntungkan. Hutama Karya berkomitmen untuk mempertahankan tingkat profitabilitas, solvabilitas, dan likuiditas pada level yang optimal.
“Saat ini kami juga sedang dalam proses tender beberapa proyek di IKN. Kajian risiko dan perhitungan yang matang menjadi perhatian utama perusahaan dalam mencari proyek baru, baik di IKN maupun proyek infrastruktur lainnya,” ucap Tjahjo.