Bakal Ditinjau Jokowi, Proyek LRT Jabodebek Sudah 84,76%
Konstruksi Media – Presiden Joko Widodo dikabarkan bakal meninjau proyek Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) hari ini.
Hingga saat ini, proyek yang dibangun PT Adhi Karya (Persero) Tbk ini telah mencapai 84,76%.
Corporate Secretary Adhi Karya, Farid Budiyanto menjelaskan detail lintas pelayanan, yakni lintas pelayanan I Cawang-Cibubur sebesar 93,81%, lintas pelayanan II Cawang-Dukuh Atas sebesar 84,29%, dan lintas pelayanan III Cawang-Bekasi Timur sebesar 90,94%.
- Komitmen WEGE pada ESG: Keberlanjutan dan Tata Kelola yang Kuat untuk Masa Depan
- Outlook 2025, Semen Merah Putih Inovasi Konstruksi Keberlanjutan
- WEGE Optimistis Capai Target 2024, Raih Kontrak Baru Rp 2,07 Triliun hingga Oktober 2024
Adapun progres ini mencakup di antaranya, telah terealisasikannya pekerjaan penyambungan lintasan dan pembangunan fisik stasiun. Selain itu, ADHI juga telah mendapatkan pembayaran atas progres yang telah dihasilkan, dengan nilai sejumlah Rp13,3 triliun termasuk pajak.
“Dengan perkembangan ini, ADHI menunjukkan keseriusan dan kesiapannya dalam mewujudkan transportasi massal terbarukan untuk masyarakat urban ibukota,” ujar Farid Budiyanto dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.
Selain progres pekerjaan fisik, sarana berupa kereta kini juga telah terparkir di sepanjang jalur lintas pelayanan I, dengan jumlah sebanyak 25 trainset.
Nantinya, seluruh kereta ini akan mendapatkan tempat parkirnya sendiri yang terletak di Depo Bekasi Timur. Pembebasan lahan untuk depo saat ini telah 100% dengan progres pembangunannya sebesar 44,18%.
“Keberadaan depo menjadi penting, karena berperan dalam pemeliharaan sarana secara berkala dan perawatan berat. Depo LRT Jabodebek, nantinya memiliki kapasitas pemeliharaan tujuh trainset secara bersamaan,” ucapnya.
Menurutnya, fungsi Depo adalah untuk melakukan pemeliharaan sarana, antara lain light maintenance, yakni pemeliharaan harian, bulanan, hingga tahunan; serta heavy maintenance, yakni pemeliharaan tiap enam tahunan.
Progres signifikan juga terlihat pada OCC Room (Operation Control Room) atau ruang kendali kereta LRT yang sepenuhnya akan dilakukan secara otomatis.
Gedung ini menjadi salah satu yang paling penting, untuk memastikan kendali keseluruhan kereta di seluruh lintasan. Hingga saat ini, progress gedung ini telah mencapai 93%.
Dengan semakin cepat OCC Room selesai, maka semakin cepat pula seluruh kereta mampu diuji coba operasionalnya. Depo LRT Jabodebek memiliki luas mencapai 10 hektar dengan kapasitas stabling di depo yang dapat menampung hingga 20 trainset.
Pembangunan depo yang tengah dikerjakan ini menggunakan skema pembayaran turnkey senilai Rp4,2 tiriliun. Hal ini yang mendasari kebutuhan ADHI dalam pre-financing untuk pekerjaan pembangunan dengan proses pinjaman dari bank sindikasi.
Melihat progres yang telah dicapai, LRT Jabodebek memang tentunya akan menjadi proyek yang berkelanjutan dan memiliki berbagai potensi ke depan. Selain menjadi alternatif transportasi massal terbarukan, LRT Jabodebek akan melahirkan sebuah gaya hidup baru.
Keberadaan LRT Jabodebek nantinya akan menciptakan kawasan hunian dan komersil baru. Kawasan LRT Jabodebek dapat menjadi area one stop living, dengan kebutuhan transportasi dan akomodasi yang memadai dalam satu kawasan.
“Hal inilah yang dijawab oleh anak usaha ADHI, PT Adhi Commuter Properti dengan menciptakannya kawasan Transit Oriented Development atau kawasan hunian yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun LRT Jabodebek. Hingga saat ini, PT Adhi Commuter Properti tengah mengembangkan 12 kawasan terintegrasi dengan transportasi massal yang terletak di Bekasi, Tebet, Ciracas, Cibubur, hingga Bogor,” tuturnya. ***