Bagaimana Mengadopsi Transformasi Digital untuk Sektor Konstruksi?
Salah satu karya konstruksi yang telah secara optimal mengadopsi transformasi digital sejak masa pra-konstruksi hingga masa operasional dan perawatan (O&M) hingga memperoleh predikat outstanding dengan skor 98,4% dari BREEAM, adalah The Edge Amsterdam.
Transformasi digital tak ayal telah menjadi proses di dalam relung-relung sektor kehidupan yang tidak dapat dielakkan lagi. Ketertinggalan dalam melakukan transformasi digital akan membuat siapa pun kalah. Sayangnya, kini sektor konstruksi berada pada peringkat dua terbawah setelah sektor agronomi dalam upaya mengadopsi transformasi digital.
Untuk meningkatkan kesadaran bersama para pelaku konstruksi, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan seminar bertajuk Transformasi Digital Berbasis Big Data menuju Konstruksi Berkelanjutan pada Rabu (1/11/2023) dalam rangakaian pameran Konstruksi Indonesia 2023 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Dr. Bayu Prawira Hie, seorang praktisi transformasi digital yang telah berpraktik banyak di berbagai sektor, membuka materi dengan menjelaskan pengertian transformasi digital dan praktiknya dalam sektor konstruksi. Lambatnya adopsi transformasi digital dalam sektor konstruksi disebabkan karena sektor ini lebih banyak melibatkan pekerjaan fisik dan mekanikal ketimbang non-fisik. Hal inilah yang membuat sektor perbankan, misalnya, berada pada peringkat teratas sektor yang mengadopsi transformasi digital karena prosesnya hampir dapat selesai secara end-to-end digital—atau dari hulu ke hilir dapat dikerjakan secara digital.
Baca juga: Konstruksi Media Gelar Talkshow Baja Ringan untuk Berikan Pencerahan ke Dunia Usaha
Dalam upaya melakukan transformasi digital, blueprint dan roadmap transformasi digital sangat penting untuk mengarahkan langkah-langkah mencapainya. Pemanfaatan teknologi yang sedang tren di bidang konstruksi dapat menjadi strategi adopsi transformasi digital, yaitu green building and sustainable construction, prefab and modular, BIM, robotics and automation, drones and aerial imaging, IoT and smart construction site, 3d printing and additive manufacturing, virtual reality (VR) and augmented reality, workforce development, digital transformation and data-driven decision.
Salah satu karya konstruksi yang telah secara optimal mengadopsi transformasi digital sejak masa pra-konstruksi hingga masa operasional dan perawatan (O&M) hingga memperoleh predikat outstanding dengan skor 98,4% dari BREEAM, adalah The Edge Amsterdam. Dengan tranformasi digital, bangunan ini bahkan memiliki digital twin yang memungkinkan segala komponen dimonitoring sepanjang waktu. Selain itu, hal penting yang menarik dari upaya transformasi digitalnya adalah komitmen berbagai pihak yang berperan, yaitu arsitek, konsultan struktur dan kontraktor.
Transformasi digital tidak dapat terlepas dari pertukaran dan penggabungan data omni-channel dan format yang sama. Hal ini yang ditekankan oleh Dr. Rudi Rusdiah, Ketua Umum Asosiasi Big Data dan AI (ABDI). Penyimpanan data dilakukan secara terstruktur (structured data) untuk memudahkan pengolahan dan pemnggunaan data antar pihak yang berwenang.
Baca juga: Westpex Cerdaskan Generasi Muda Melalui Plumbing Couching Clinic di Konstruksi Indonesia
Haryo Teguh Putranto dari PT Samsung Indonesia, menutup materi dengan pentingnya transformasi digital dengan tata kelola yang baik sehingga akan diperoleh hasil yang optimal. Selaras dengan penjelasan Dr. Bayu, konstruksi digital perlu melibatkan beberapa teknologi di antaranya BIM, drone, IoT, AR dan VR, cloud computing, analytic data, dan AI.
Terakhir, tak lupa ia mengingatkan bahwa selain teknologi yang mudah dipindahkan (mobile technology) sebagai perangkat keras, komponen lain yang terpenting adalah sumber daya manusia. SDM, menurutnya dan bagi Samsung, adalah masa depan kita karena mereka yang akan terus melakukan inovasi terhadap teknologi yang diciptakan.
*Opini: Intan Findanavy Ridzqo, ST, M. Ars. (Dosen di Prodi Arsitektur Institut Teknologi Indonesia).