INFOVokasi

Atasi Kemacetan, Mahasiswa ITB Ciptakan Inovasi Cerdas “TraffiQ”

Metode yang digunakan TraffiQ, yaitu Reinforcement Learning, merupakan metode yang memungkinkan alat tersebut dapat belajar secara mandiri

KONSTRUKSI MEDIA – Inovasi baru dalam bidang pengaturan lalu lintas kini muncul dari mahasiswa-mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada ajang Electrical Engineering Days yang digelar di Aula Timur Kampus Ganesha ITB, pada Selasa (6/6/2023), mahasiswa Program Studi Teknik Elektro ITB memperkenalkan TraffiQ, sebuah sistem pengaturan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang menggunakan metode Reinforcement Learning.

TraffiQ dibuat dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan kemacetan yang kerap terjadi di kota Bandung. Inovasi tersebut dikembangkan oleh tiga mahasiswa Program Studi Teknik Elektro ITB, yaitu Kendrik Emkel Ginting, Jalu Reswara Wiradjanu, dan Bella Sulistya Putri.

Metode yang digunakan dalam TraffiQ, yaitu Reinforcement Learning, yang merupakan suatu metode yang memungkinkan alat tersebut dapat belajar secara mandiri. Sistem ini menggunakan konsep pemberian rewards ketika menghasilkan keadaan yang diharapkan pada lingkungan sekitarnya, serta pemberian punishment ketika menghasilkan keadaan yang tidak diharapkan. Dengan adanya metode ini, TraffiQ dapat terus belajar dan mengoptimalkan kinerjanya seiring dengan berjalannya waktu.

Baca Juga: Jasa Marga Salurkan Bantuan Sekaligus Sosialisasikan Aplikasi “GetPay” untuk UMKM Binaan

TraffiQ memiliki sejumlah fitur unggulan yang membuatnya menjadi solusi yang menarik. Pertama, sistem ini mampu mengendalikan dua persimpangan berdekatan secara efisien. Dengan menggunakan proses komputasi yang cepat, TraffiQ dapat melakukan perhitungan dengan efisien sehingga waktu respons terhadap perubahan kondisi lalu lintas dapat diminimalkan.

Selain itu, TraffiQ juga memiliki mode dual, yaitu otomatis dan manual. Dalam mode otomatis, sistem akan mengatur lalu lintas secara mandiri berdasarkan kondisi yang diukur oleh sensor-sensor yang terpasang di jalan. Namun, jika diperlukan intervensi atau pengaturan manual, sistem juga dapat beralih ke mode manual dengan mudah.

Fitur terakhir yang menjadi keunggulan TraffiQ adalah kemampuannya dalam mengatur aliran kendaraan berdasarkan traffic counting. Dengan menggunakan data jumlah kendaraan yang melintas pada suatu waktu, sistem ini dapat menyesuaikan durasi lampu hijau atau merah pada APILL sesuai dengan kepadatan lalu lintas yang terdeteksi.

Salah satu pendiri TraffiQ, Jalu, berharap bahwa inovasi ini dapat mengurangi kemacetan yang sering terjadi di Indonesia dan membantu meningkatkan efisiensi lalu lintas di berbagai kawasan. “Diharapkan dengan adanya TraffiQ, masyarakat dapat merasakan manfaatnya dalam mengurangi waktu perjalanan dan meningkatkan kualitas hidup,” kata Jalu, seperti dilansir dari laman resmi ITB.

Kehadiran TraffiQ ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi teknologi yang dihasilkan oleh generasi muda memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Diharapkan dengan semakin banyaknya solusi cerdas seperti TraffiQ, permasalahan kemacetan yang melanda kota-kota besar dapat teratasi, dan mobilitas masyarakat dapat terwujud dengan lebih lancar dan efisien.

Baca artikel selanjutnya:

Artikel Terkait

Back to top button