
Konstruksi Media – Meningkatnya arus kendaraan selama periode Lebaran turut meningkatkan risiko kecelakaan di jalan tol. Astra Infra merujuk pada data Korlantas Polri (2023) menunjukkan bahwa 61% kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh faktor manusia, seperti kantuk, kelalaian mengemudi, dan pelanggaran peraturan lalu lintas.
Praktisi keselamatan berkendara sekaligus Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, dalam pertemuannya dengan ASTRA Infra, menyampaikan bahwa kecelakaan di jalan tol dapat dihindari dengan persiapan matang, berkendara secara aman, serta memahami dan mematuhi peraturan lalu lintas.
“Perjalanan mudik membutuhkan perencanaan yang baik. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, pengemudi sehat dan bugar, serta tidak membawa muatan berlebih. Selain itu, penting untuk menentukan co-driver dan memahami aturan lalu lintas guna menciptakan perjalanan yang aman dan nyaman,” ujar Sony.
Mengetahui batas kemampuan diri juga menjadi faktor penting dalam berkendara. Pengemudi harus memahami durasi maksimal berkendara dan mengenali sinyal tubuh saat membutuhkan istirahat. Saat istirahat, pengemudi sebaiknya berhenti di rest area terdekat atau keluar tol jika rest area penuh.
Sony juga menekankan pentingnya istirahat yang efektif untuk mengembalikan fokus pengemudi. Istirahat dapat dibagi ke dalam tiga aspek utama: penyegaran otot melalui peregangan atau berjalan-jalan sejenak, penyegaran saraf dengan stimulasi pendengaran dan penglihatan, serta penyegaran otak melalui ibadah atau meditasi. Metode ini memungkinkan pengemudi beristirahat optimal dalam waktu singkat.
Selain itu, penerapan prinsip 5 Saving Habits dalam berkendara dapat meningkatkan keselamatan di jalan tol. Kelima kebiasaan ini meliputi: