
Aset PLN Capai Rp1.589 triliun, Pengamat: Tidak Boleh Main-main
Konstruksi Media – Berdasarkan laporan keuangan PLN 2020, aset BUMN kelistrikan ini mencapai 1.589 triliun. Angka tersebut meningkat Rp 275 Triliun dibanding tahun 2015 yang sebesar Rp 1.314 Triliun.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa, tidak ada BUMN Indonesia punya aset sebesar PLN.
Dia mengatakan, nilai pertambahan aset PLN 2015-2020 lebih besar dari total aset Telkom 2020. Pada 2020, aset Telkom dilaporkan Rp 246 triliun.
- LEMKRA Luncurkan Aplikasi L PRO, Solusi Membutuhkan Jasa Bangunan Profesional
- Kuntjara, Direktur Utama WIKA Beton, Raih Penghargaan sebagai Best CEO 2024
- Lemkra Resmikan Training Center untuk Aplikator Bangunan di Cirebon
Begitu pun dibandingkan dengan BUMN lain, yang memiliki aset masih di bawah PLN.
“BRI dan Bank Mandiri, misalnya, punya aset masing-masing Rp1.387 triliun dan Rp1.001 triliun. Sementara Pertamina Rp984 triliun. Adapun aset BNI dan BTN masing-masing bernilai Rp709 triliun dan Rp297 triliun,” ujar Fabby Tumiwa dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).
Dari pengamatannya, tata kelola PLN sudah baik. PLN dengan aset terbesar, ucapnya, tetap memberikan keuntungan seperti tercatat dalam laporan keuangan PLN.
“PLN ini laporan keuangannya kan diaudit BPK dan juga diperhatikan oleh investor internasional jadi tidak boleh main-main,” katanya.
Dalam laporan yang sudah diaudit, PLN membukukan keuntungan Rp 6 triliun sepanjang 2020. Keuntungan PLN antara lain didapat karena operasional yang lebih efisien. Mengacu angka audit subsidi, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), PLN bisa menekan biaya operasi Rp 32 triliun sepanjang 2020.
Fabby membenarkan utang PLN bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, ia mengingatkan aset PLN juga melonjak drastis jauh di atas penambahan beban keuangan.
“Modalnya tidak negatif seperti Garuda. PLN juga mampu membayar kewajiban utang jangka pendek, tanpa harus minta talangan pemerintah. PLN juga melakukan pengelolaan utang yang lebih baik, dibandingkan dengan Garuda,” ujarnya.
Pada 2020, jumlah ekuitas PLN mencapai Rp 940 triliun. Adapun liabilitas jangka panjang Rp 499 triliun dan liabilitas jangka pendek Rp 150 triliun.
Fabby menyebut, aset PLN tidak hanya besar. Sepanjang 2015-2020, PLN membayar pajak dan dividen sebesar Rp186 triliun. Padahal, PLN hanya menerima penyertaan modal negara (PMN) total Rp 40 triliun dalam periode tersebut. ***