Arsitektur & DesignNews

Arsitek Muda Didorong Jadi Agen Perubahan untuk Masa Depan Berkelanjutan

Bangunan mereka bukan bangunan mewah, tapi bermakna dan benar-benar dibutuhkan masyarakat.

Konstruksi Media — Dalam sebuah diskusi arsitektur yang diadakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), para arsitek senior menegaskan pentingnya peran arsitek muda dalam membentuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan inklusif.

Deputi Urusan Arsitek Muda dan Komunitas IAI Ar. Denny Setiawan, bersama anggota IAI Ar. Toat Fauzi dan Ar. Gregorius Antar Awal, menyampaikan pandangan tentang arah baru yang perlu ditempuh generasi arsitek muda di Indonesia.

Ar. Denny Setiawan menekankan bahwa peran arsitek muda ke depan tidak hanya sekadar menghasilkan desain yang impresif, tetapi lebih penting lagi menciptakan sistem yang efisien, inovatif, dan berdampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat.

“Kita harus menjadi agen perubahan untuk keberlanjutan, keamanan lingkungan, dan desain universal. Kita juga perlu dekat dengan teknologi baru seperti AI, AR, VR, dan parametric design, tapi tujuannya bukan hanya untuk mendapatkan rendering yang keren, melainkan menciptakan sistem yang kreatif dan efisien,” imbuhnya.

Seminar Arsitek untuk Semua
Arsitek Muda Didorong Jadi Agen Perubahan untuk Masa Depan Berkelanjutan. Dok. Konstruksi Media

Selain itu, Denny juga mendorong arsitek muda untuk memperluas kolaborasi lintas disiplin, termasuk dengan ahli sejarah, kesehatan, hingga pendidikan, serta bermimpi besar dalam membangun kota-kota masa depan.

Dalam kesempatan yang sama, Ar. Toat Fauzi mengangkat pentingnya kesadaran perubahan iklim dan kaitannya dengan arsitektur. Ia mengajak peserta untuk memahami nilai Sustainable Development Goals (SDGs) melalui contoh film dokumenter serta studi kasus proyek-proyek dari Bangladesh yang berhasil menggabungkan aspek budaya, keberlanjutan, dan sosial.

Pria yang akrab disapa Toat menyebut karya-karya Marina Tabassum di Bangladesh sebagai inspirasi, seperti Masjid Baitul Rauf yang memanfaatkan pencahayaan alami secara optimal.

Ia juga mengapresiasi karya arsitek muda Bangladesh seperti Rizki Hasan dan Wajmi Fadmi, yang berhasil menciptakan ruang komunitas untuk pengungsi Rohingya menggunakan material sederhana namun penuh nilai sosial.

Seminar Arsitek untuk Semua
Arsitek Muda Didorong Jadi Agen Perubahan untuk Masa Depan Berkelanjutan. Dok. Konstruksi Media

“Bangunan mereka bukan bangunan mewah, tapi bermakna dan benar-benar dibutuhkan masyarakat,” ungkap Toat.

Ar. Gregorius Antar Awal, atau lebih dikenal sebagai Mas Yori, turut menyoroti pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui arsitektur. Ia mencontohkan bagaimana di Thailand, arsitek muda seperti Tui dari Chiang Mai berhasil melibatkan tukang-tukang lokal dalam proses kreatif, membalikkan peran tradisional di mana justru arsitek muda memberikan peluang bagi generasi yang lebih tua untuk berkarya.

Diskusi ini mempertegas bahwa keberhasilan arsitektur masa depan tidak lagi hanya diukur dari estetika semata, melainkan dari seberapa besar kontribusinya terhadap lingkungan hidup, budaya lokal, dan kesejahteraan masyarakat. Para arsitek muda Indonesia diharapkan berani mengambil peran aktif, berinovasi, dan berkolaborasi lintas batas untuk menjawab tantangan zaman.

 

Artikel Terkait

Back to top button
Chat WhatsApp