Arsitek Berebut Total Hadiah USD 9.200 di Event Onduline Green Roof Award 2023
Sayembara OGRA menjadi momen yang pas untuk mengapresiasi kalangan arsitek dan turunannya untuk menyosialisasikan bangunan dan desain rumah ramah lingkungan.
Konstruksi Media – Selama satu dekade terakhir, perbincangan mengenai perubahan iklim semakin mencuat di berbagai kalangan. Perubahan cuaca ekstrem di berbagai negara, badai, banjir bandang, kekeringan dan kebakaran hutan adalah respons alam terhadap peningkatan suhu global.
Ketua Green Building Council Indonesia Iwan Prijanto mengatakan setiap negara harus membuat komitmen dan target yang lebih ambisius untuk menurunkan emisi sebagai wujud menyikapi maraknya bencana alam.
“Untuk mengurangi emisi lebih ambisius, penggunaan atap bangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan menjadi satu dari sekian elemen yang dapat berkontribusi besar terhadap penurunan emisi karbon di sektor properti,” katanya dalam keterangan tertulis diterima Konstruksi Media di Jakarta, Senin (17/7/2023).
Baca juga: Onduline Mencari Arsitektur Design Atap Bangunan Berkelanjutan Terbaik di Asia
PT Onduline Indonesia sebagai produsen atap bitumen ramah lingkungan kembali mengundang para profesional arsitek, desainer, pengembang properti, pelaksana dan perancang bangunan, baik perorangan maupun proyek untuk ambil bagian dalam sayembara desain konstruksi atap bangunan berkelanjutan (sustainable construction).
Sayembara bertajuk Onduline Green Roof Award (OGRA) 2023 Asia tersebut dibuka sejak 14 April 2023. Batas waktu pengumpulan karya lomba masih dibuka hingga 30 Agustus 2023 pukul 23:59 WIB. Setelahnya akan dilakukan tahap penjurian sepanjang September 2023, dan pengumuman pemenang dijadwalkan pada Oktober 2023.
Mengambil tema “Tropical Passive Roof Design for Low Energy Houses”, peserta yang memiliki pengalaman minimal satu tahun diharuskan membuat desain atap untuk rumah tinggal yang dikelola dengan strategi berkelanjutan, sehingga penekanannya lebih kepada bagaimana desain tersebut memperhatikan lingkungan, baik dalam struktur bangunan maupun bahan bangunannya.
Diplotnya tema kompetisi desain atap bangunan hijau (green building) sebagai wujud respon Onduline terhadap isu kualitas ligkungan yang makin merosot akibat sifat manusia yang konsumtif terhadap energi dan kegiatan yang memicu perubahan iklim yang semakin ekstrem (climate change).
Beberapa kriteria untuk dapat disebut sebagai green building, sekaligus menjadi poin penilaian karya desain antara lain strategi pengolahan air hujan, tata guna lahannya berdasarkan lingkungan sekitar bangunan, kualitas udara di dalam ruangan (indoor quality), material yang digunakan, termasuk pemakaian energi di dalam rumah.
Baca juga: Mengenal Atap PVC Onduline yang Harganya Ekonomis dan Dapat Meminimalisir Energi Listrik
Tahun ini, perhelatan kompetisi OGRA lebih menarik dan menantang lantaran selain diikuti peserta asal Indonesia, kompetisi juga terbuka bagi peserta dari kawasan Asia Tenggara mencakup lima negara, yaitu India, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Thailand.
Onduline Asia Pacific Director Olivier Guilly tidak menyangka sayembara desain atap yang digelar rutin dua tahunan mendapat perhatian besar dan diikuti banyak peserta dari Tanah Air, bahkan direspon baik oleh peserta dari negara lain. Per akhir Juni lalu, 300 peserta yang berasal dari enam negara tersebut telah mendaftarkan karya desain atap rumah terbaik mereka.
“Antusias peserta dari Indonesia meningkat, mereka melihat dari tema kali ini yang lebih erat dengan kondisi alam di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Pun peserta dari negara-negara lain juga antusias luar biasa, khususnya India dan Filipina,” jelasnya.
Sementara itu, Country Director PT Onduline Indonesia Esther Pane menyampaikan terima kasihnya atas antusiasme peserta dari enam negara, khususnya Indonesia mengikuti sayembara desain atap rumah OGRA 2023 Asia ini.
“Bagi yang belum mendaftar masih ada kesempatan hingga akhir Agustus 2023. Masih ada dua bulan lagi. Kami menunggu karya-karya kreatif dari profesional di bidang desain dan arsitektur,” ungkapnya.
Menurutnya, sayembara OGRA menjadi momen yang pas untuk mengapresiasi kalangan arsitek dan turunannya untuk menyosialisasikan bangunan dan desain rumah ramah lingkungan.
“Kami akan terus konsisten mengkomunikasikan solusi Onduline sebagai solusi atap hijau dengan Green Label Indonesia,” ungkapnya.
Digagas sejak tahun 2013, kini hajatan dua tahunan ini telah dihelat keenam kali sepanjang 10 tahun terakhir. Selama kurun waktu itu telah didapatkan lebih dari 500 entri dan menampilkan belasan juri terkenal dari seluruh Indonesia.
Onduline menyiapkan total hadiah uang tunai sebesar USD 9.200 atau setara Rp 145 juta dan piala eksklusif untuk semua pemenang.
Pemenang pertama akan menerima USD 3.300 setara Rp 52 juta, juara kedua USD 2.300 atau Rp 36 jutaan, juara ketiga USD 1.600 atau Rp 25 jutaan, serta juara 4 & 5 masing-masing USD 1.000 setara Rp 15 jutaan. Juara 1 dan 2 juga akan diundang sebagai pembicara utama di sejumlah kegiatan Onduline.
Baca artikel lainnya: