Antisipasi Kemenhub Jelang Mudik Lebaran Idul Fitri 1444 H, Larang Menggunakan Motor
Saya mohon agar masyarakat tidak melakukan perjalanan jauh dengan sepeda motor karena sangat berbahaya bagi keselamatan.
Konstruksi Media – Transportasi menjadi unsur yang harus dipersiapkan dalam mudik lebaran. Guna mengantisipasi mudik lebaran 2923, Kementerian Perhubungan terus menjalin koordinasi dengan para pemangku kepentingan.
“Alhamdulillah, anggota komisi V DPR RI juga menilai koordinasi yang kami lakukan sudah kompak. Semoga penanganan arus mudik nanti dapat berjalan dengan baik,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kamis, (6/4/2023).
Budi Karya mengungkapkan dengan persetujuan memajukan hari cuti bersama menjadi tanggal 19 sampai 25 April 2023 diharapkan masyarakat dapat melakukan mudik lebih awal.
“Kita mengimbau masyarakat agar waktu-waktunya tidak berbenturan pada waktu-waktu puncak. Sehingga take time dalam proyeksi kita tidak terjadi. Sehingga banyak hal yang harus didiskusikan,” papar Budi.
Lebih lanjut, kata Budi, Kementerian Perhubungan telah memetakan titik krusial yang berpotensi menjadi masalah bila tidak ditangani dengan baik yaitu Jalur Tol Jakarta, Cikampek, Cipali sampai Semarang, penyeberangan Merak Bakauheni, dan kepadatan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Tak hanya itu, Menteri Perhubungan juga mewanti-wanti lonjakan pemudik dengan kendaraan bermotor. Budi Karya mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan program mudik gratis.
“Dengan kerendahan hati, saya mohon agar masyarakat tidak melakukan perjalanan jauh dengan sepeda motor karena sangat berbahaya bagi keselamatan. Gunakan motor hanya untuk perjalanan jarak dekat,” ucapnya.
Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik, Kemenhub menyiapkan sarana dan prasarana angkutan massal diantaranya menyediakan 57.693 unit bus pada 111 terminal, 209 kapal ASDP, 412 pesawat pada 51 bandara domestik dan 16 bandara internasional, 26 kapal penumpang, 111 kapal perintis serta 773 kapal swasta pada 260 pelabuhan, juga 605 kereta api per hari pada 145 stasiun.
Adapun antisipasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dibagi menjadi 4 sektor yaitu sektor darat, sektor udara, sektor laut, dan sektor kereta api.
Pada sektor darat, dilakukan manajemen dan rekayasa lalu lintas pada simpang serta ruas jalan, membatasi angkutan barang bahan galian, bahan tambang, dan bahan bangunan, penambahan rest area, serta memastikan ketersediaan pasokan BBM.
Pada sektor udara, dilakukan penambahan kapasitas angkutan udara, optimalisasi jam operasi bandara dan ketersediaan waktu yang sesuai demand, serta pemberlakuan tarif angkutan udara sesuai ketentuan.
Pada sektor laut, dilakukan peningkatan kapasitas dan optimalisasi armada pada seluruh daerah terutama ruas dengan jumlah penumpang tinggidan pembaruan informasi jadwal ketersediaan kapal.
Pada sektor kereta api, dilakukan monitoring sarana, prasarana, dan keselamatan, inspeksi bersama, ramp check, penambahan perjalanan, serta antisipasi gangguan. (Aisyah/Ryn).
Baca Artikel Selanjutnya :